TEMPO.CO, Jakarta – Tulus Abadi, pengurus harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia atau YLKI imbau PT Angkasapura I akomodasi penyandang disabilitas terkait dengan penghapusan boarding call di Bandara Juanda Surabaya. Ia menilai pada dasarnya wacana itu baik, “Cuma perlu sosialisasi kepada para penumpang dan calon konsumen,” katanya kepada Tempo, Kamis, 29 Mei 2014.
Untuk para penyandang disabilitas, misalnya, ia berharap penghapusan boarding call dibauri kebijakan yang memperhatikan kepentingan mereka. “Seperti dipandu petugas dari check in sampai nanti penumpang itu naik pesawat,” katanya. Terlebih, bila penyandang disabilitas tersebut tidak memiliki pendamping. “Jangan sampai mereka ketinggalan pesawat,” ujarnya.
PT Angkasa Pura I berencana menghapus sistem boarding call atau panggilan boarding. Sekretaris Perusahaan Farid Indra Nugraha menyatakan langkah ini dilakukan guna meningkatkan kenyamanan. “Contohnya bandara-bandara besar di luar negeri, seperti Changi itu tidak ada boarding call,” katanya ketika dibubungi Tempo, 21 Mei 2014.
Pada tahap awal, ia mengatakan AP I akan melakukan uji coba di Bandara Juanda Surabaya mulai 1 Juni 2014. Uji coba ini akan dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu, tiga sampai enam bulan. “Setelah itu, dievaluasi. Kalau lancar, akan diberlakukam di seluruh bandara AP I,” tuturnya.
Masyarakat, menurut dia, tidak perlu resah dengan sistem baru ini. Musababnya, ketika check-in, para petugas akan memberi informasi bila sistem tersebut ditiadakan dan diminta hadir tepat waktu. “Kami juga memasang spanduk-spanduk di bandara sebagai bentuk sosialisasi,” ujarnya.
Lagipula, pengumuman yang biasanya berisi informasi agar penumpang pesawat segera boarding masih diperdengarkan di ruang tunggu penumpang, hanya bedanya tidak diperdengarkan lagi di selasar atau seluruh ruang di bandara.
ANANDA PUTRI
sumber: Tempo.co