Tanah menjadi terhormat saat kau berpijak di atasnya,
Langit tersenyum saat kau berjalan di bawahnya.
Berdiri kau menatap dunia,
Penuh dengan keangkuhan dan pengkhianatan.
Jatuh bangun kau menapaki setiap titik kehidupan,
Bangkit, dan terus mencoba tegap walau angkara menjatuhkan.
Letih ragamu dibawah siksaan kurungan jeruji,
Hukuman dari orang-orang yang berhati batu.
Masih terdengar jelas suara kakimu berjalan di antara desa dan kota,
Masih terngiang di telinga saat kau menyampaikan untaian kata penuh makna.
Saat kau menyerukan semangat juang untuk semua manusia yang punya nurani,
Saat kau berteriak kepada setiap hati, mengetuk naluri manusia.
Di ambang pintu emas kau berdiri, membuka jalan kemenangan,
Menanti siapa yang akan masuk lebih dulu ke sana.
Mati atau bebas, itu adalah pilihan.
Namun ternyata keping kematian yang kini jatuh ke tanganmu yang mulia.
Linang air mata berderai di seantero dunia,
Ketika dirimu kini hanya tinggal nama.
Kau harus berpulang ke pangkuan-Nya,
Dalam dekapan-Nya yang Maha Penyayang.
Kami takkan lupa, kami takkan pernah berhenti mengingat,
Setiap tetes darah dan keringat yang terjatuh dari tubuhmu.
Kami takkan menyianyiakan kerja keras dari tanganmu yang kini tak lagi terulur,
Hanya kenangan yang tertinggal menjadi simbol abadi bahwa kau pernah ada.
Simpul demi simpul kami ikat,
Membungkus kenangan tentangmu dalam arsip terindah.
Namamu yang menjadi lambang bagi kami untuk tetap berjuang,
Walau kau tak bersama kami lagi.
Setiap detik dalam hidupmu adalah waktu yang telah kauhabiskan
Untuk menjadikan satu negeri berdiri di atas haknya.
Setiap bencana yang menimpamu atas kepergian sang buah hati
Adalah bentuk pengorbanan dan cintamu untuk negara.
Lirih suara kami menyenandungkan tangisan duka,
Atas kepergianmu yang kini benar terjadi.
Takkan terlihat lagi wajahmu di setiap mata,
Cukup pesanmu yang senantiasa tertanam dalam setiap dada.
Ismail Abdul Salam Ahmed Haniyah…
Simbol harapan bangsa Palestina,
Lambang keteguhan pejuang Islam di Gaza,
Jadi pelopor para Mujahidin yang masih bertarung di medan tempur,
Menjadi pahlawan bagi bangsa umat Islam di seluruh dunia.
Walau semua mata tak melihatnya dengan benar.
Sukabumi: Rabu, 31-07-2024/25-01-1946