TIDAK ADA HARGA MUTLAK TERDAP PRILAKU SESORANG
Guys, dalam kehidupan kita sehari-hari banyak ungkapan yang menggambarkan ketidak sempurnaan atas prilaku dan tindakan manusia. “Tidak ada gading yang tak retak”, “no bodys perfect” dan ungkapan bahwa “manusia merupakan tempat salah dan dosa”. Ungkapan-ungkapan tersebut merupakan bukti pengakuan kita atas ketidak sempurnaan atas prilaku dan perbuatan kita semagai mahklukyang bernama manusia. Dan itu memang merupakan salah satu sifat alamiah kita, namun hendaknya yang kita anggap selama ini prilaku atau perbuatan fitrah kita sebagai manusia itu jangan kita jadikan sebuah alasan untuk membenarkan tindakan dan prilaku kita yang salah.
guys, Allah telah menjadikan segala sesuatu berpasangan, ada malam ada siang, ada laki-laki ada perempuan, ada hitam ada putih dan ada kejahatan dan kebaikan. Dan kepada setiap manusia Allah memberikan potensi untuk menjadi pelaku kebaikan atau sebaliknya menjadi pelaku kejahatan. Dan dari dua potensi yang kita miliki tersebut Allah memberikan hak sepenuhnya kepada kita untuk dapat berdaulat dalam memilih potensi yang telah Ia beri, pun termasuk dengan konsekuensi dari apa yang telah kita pilih.
Guys, dari dua potensi tersebut diatas yang Allah telah berikan kepada kita, banyak diantara kita yang memilih untuk menjadikan potensi kebaikan yang menguasai dan memimpin kehidupan sehingga mereka yang mengambil potensi ini banyak memberi pencerahan atau inspirasi bagi sesama. Dan tidak sedikit pula dari kita yang menjadikan potensi kejahatan sebagai pemimpin kita sehingga potensi kejahatan atau keburukan itu menguasai jalannya kehidupan kita sehingga prilaku kita hanya akan menjadi keburukan atau kehinaan dan bagi kita dan orang di sekitar kita.
Guys, tidak ada harga mutlak terhadap prilaku seseorang, boleh jadi jika saat ini kita berprilaku sesuai dengan aturan dan tuntunan yang selama ini kita yakini baik (taat Agama) dengan seiring berjalannya waktu, ada kemungkinan kita akan bisa berubah menjadi sebaliknya kita menjadi pelanggar akan nilai-nilai yang kita yakini tersebut. Pun sebaliknya boleh jadi jika masa lalu kita atau prilaku dan perbuatan kita saat ini merupakan seorang penentang atau pelanggar aturan atau tuntunan yang ada, dengan seiring berjalannya waktu tidak menutup kemungkinan untuk kita dapat berubah menjadi sebaliknya kita menjadi orang yang taat dan patuh menjalankan aturan serta tuntunan agama. Namun sering kali banyak diantara kita menghakimi atau menilai pribadi sesorang dengan prilaku atau perbuatan yang telah dilakukan di masa lalunya. Banyak yang berpendapat jika masa lalu seseorang kelam, maka orang tersebut tidak akan mempunyai hak atau kemungkinan untuk dapat memperbaiki kekelaman masalalunya itu. Sehingga kebanyakan dari mereka yang mendapat penilaian seperti yang penulis contohkan diatas membuat mereka tidak berusaha untuk berubah menjadi lebih baik atas perilakunya atau perbuatannya itu. Bahkan banyak mereka berpendapat “terlanjur basah mending mandi sekalian”. Sehingga yang masa lalunya atau yang saat ini memiliki prilaku buruk akan lebih dan bertambah buruk.
Guys disini penulis ingin mengajak dan mengingatkan kepada khususnya penulis pribadi dan bagi siapapun yang memiliki masalalu atau yang saat ini berprilaku tidak pada semestinya yang jauh dari nilai-nilai aturan agama untuk sama-sama merenungkan atau men tadaburi sebuah ayat dalam Al-qur’an berikut:
Allah berfirman
“Dan orang-orang yang tidak mempersekutukan Allah dengan sembahan lain dan tidak membunuh orang yang diharamkan Allah kecuali dengan (alas an) yang benar, dan tidak berzina, dan barang siapa melakukan demikian itu, niscaya dia mendapat hukuman yang berat,
(Yakni) akan dilipat gandakan azab untuknya pada hari Kiamat dan dia akan kekal dalam azab itu, dalam keadaan terhina,
Kecuali orang-orang yang bertaubat dan beriman dan mengerjakan ebajikan; maka kejahatan mereka diganti Allah dengan kebaikan. Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.” Qs 25:68-70 (Al-furqaan 68-70)
Guys, dari ayat tersebut diatas dapat kita ambil pelajaran bahwa sesungguhnya Allah adalah Thuhan yang Maha pengasih dan penyayang. Ternyata berdasarkan ayat tersebut diatas tidaklah sepenuhnya benar pendapat dari orang-orang bahwa seorang ketika telah berbuat atau berprilaku buruk tidak mempunyai hak ataukesempatan untuk berubah. Dari ayat tersebut di atas jelas ketika siapapun yang telah berbuat atau berprilaku seburuk apapun, ketika kita bertaubat dan kembali ke jalanNya sebelum kematian menjemput kita, maka Allah akan mengampuni semua kesalahan kita.
Guys, meski untuk menjadi orang yang baik kita tidak harus terjerumus terlebih dahulu menjadi orang yang tidak baik, di sini penulis ingin mengajak khususnya bagi penulis pribadi dan siapapun yang membaca tulisan ini untuk selalu bertaubat dan selalu berusaha mendekatkan diri dengan Allah Tuhan kita dengan sekuat dan semampu kita. Semoga dengan usaha kita tersebut kita mendapat kebaikan di penutup kehidupan kita. Amiin
Salam akselerasi!!
dan jangan sampai disabilitas dijadikan “pembenaran” untuk kekeliruan-kekeliruan yang sebetulnya dapat dihindari dan dilatih agar tidak terjadi.
setuju…
dan ketika melihat dan fokus pada kesalahan bukan kebaikan maka kita hanya akan melihatnya dari sisi disabilitas mental dimana ia akan berhenti berfungsi dan malah membuat batasan bagi kita untuk berinteraksi dengan pemberontak ini. dan tanpa disadari, kita mengikuti kesalahan yang sama dengan perilaku.
amin,
memang prasangka itu mudah dan bikin kita buta bahwa setiap orang bisa berubah menjadi lebih baik walaupun ini membutuhkan proses yang bagi dirinya sang pemberontak itu sulit untuk mengikuti aturan.
Kembali lagi, kita sama-sama salah dan butuh intropeksi diri, merenunglah. Tidak ada yang sempurna kecuali Rasulullah SAW.