Sudah beberapa malam Cokro sukar memejamkan mata. Pikirannya selalu tertuju ke suatu titik. Hatinya selalu bertanya tentang keberadaan Ambarwati. Sebab, beberapa hari ini gadis itu tak terlihat. Biasanya ia selalu membantu ibunya mengurus buah-buahan dan sayur-sayuran di kebun.
Cokro sudah berusaha berkunjung ke rumah Ambarwati, tetapi kediaman itu sepertinya kosong. Tak ada yang menyahut, tak ada pula yang membukakan pintu. Pemuda itu mencoba bertanya kepada orang-orang sekitar, tetapi mereka pun tak mengetahuinya.
“Di manakah engkau, Ambarwati? Tak biasanya kau menghilang tanpa kabar.” Cokro menghela napas, lalu berusaha untuk terlelap.
Keesokan paginya, ternyata yang ditunggu-tunggu pun datang. Saat Cokro hendak pergi ke kebun bersama ayahnya, tiba-tiba ada yang mengetuk-ngetuk pintu.
Seketika itu wajah Cokro berseri-seri karena gadis yang dicarinya beberapa hari ini sudah berada di hadapannya. “Kau ke mana saja, Ambarwati? Aku …,”
Gadis itu lantas memotong ucapan Cokro, “Maafkan aku, Mas. Waktuku hanya sedikit. Bolehkah aku berbicara denganmu saat ini juga?”
Cokro mengerutkan alis, “Ada apa, Ambarwati? Mengapa kau tampak terburu-buru?”
“Nanti akan kujelaskan, Mas. Aku tunggu di taman, ya?” Tanpa menunggu jawaban Cokro, Ambarwati langsung melangkah pergi, menghasilkan suara berderik dari lantai kayu.
Setelah meminta izin kepada ayahnya, Cokro langsung menyusul keberadaan Ambarwati.
“Kau kenapa, Ambarwati?” tanya Cokro, setelah beberapa saat saling diam.
Kesiur angin pagi menyapa muda-mudi itu. Rambut panjang Ambarwati sedikit berantakan akibat terbawa angin.
Sesaat gadis di hadapannya itu memutar-mutar rambutnya yang panjang sampai menutupi dadanya. “Tolong dengarkan aku ya, Mas?”
Cokro mengangguk.
“Aku tak tahu bagaimana caraku memulai kisah ini. Beberapa hari aku tak terlihat karena ada kejadian yang telah mengguncang perasaanku. Sungguh, aku tak ada maksud untuk menyakiti Mas Cokro. Namun, aku tak sanggup, manakala ini harus kusembunyikan. Satu minggu lalu, ayah mengajak aku ke rumah majikannya bernama Tuan Herold. Aku heran, mengapa aku harus menghadap Tuan Herold? Namun, ayah memaksaku untuk ikut ke sana. Ayah sama sekali tak memberi tahu alasan mengapa aku harus ke sana. Dengan terpaksa aku menuruti perintah ayah. Lalu aku dan ayah menaiki dokar kepunyaan Tuan Herold. Kereta kuda itu sengaja dibawa pulang agar kami tak perlu mencari kendaraan lagi. Sesampainya di rumah majikan ayah, anehnya kami disambut dengan ramah. Aku duduk di samping kiri ayah, lalu mendengar semua percakapan mereka. Jantungku berdebar cukup keras, saat Tuan Herold mengatakan ingin mengawinkan aku dengan putranya. Sebab, anak Tuan Herold merasa kesepian di Bumi putera ini. Tuan Herold berjanji hidupku tak akan menderita. Sebagai imbalannya, ia memberi sejumlah uang kepada ayah. Ternyata ayah menerima uang dan perjodohan itu.” Ambarwati menggigit bibirnya agar air matanya tak jatuh.
Cokro sungguh tak menyangka, ternyata ini jawaban dari menghilangnya Ambarwati. Padahal ia telah berjanji akan meminang gadis itu, setelah ia memiliki penghasilan yang cukup. Namun, takdir tak memihak padanya. Dengan berat hati, ia merelakan gadis yang dicintainya itu dimiliki laki-laki lain.
“Aku tak menyangka ayah setega itu, Mas. Meski dikawinkan secara sah, tetap saja ada uang di baliknya.” Akhirnya bulir-bulir air mata itu pun menjatuhi kedua pipi Ambarwati.
Cokro lantas mendekap gadis itu, sambil membelai mahkotanya secara perlahan. “Tak apa, Ambarwati. Lagi pula, kau sudah berumur 14 tahun. Meski mulanya aku yang hendak meminang engkau, tetapi tak apa bukan aku. Sungguh, aku tak tega kau sengsara, bilamana kau menolak perintah orang tua sendiri. Terima saja, Ambarwati. Mungkin kita tak ditakdirkan untuk bersama.”
Beberapa hari setelah kejadian itu, Cokro seakan kehilangan separuh hatinya. Ia tak enak makan, tak enak tidur, dan selalu melamun. Mendengar hal-hal yang berkaitan dengan, Belanda, telinganya seperti terbakar. Rasanya ia ingin memusnahkan segala tentang Belanda.
“Apakah mereka belum puas telah menguasai bangsa ini? Sampai perempuan-perempuan pribumi pun dikuasainya. Apakah tak ada hak pribumi untuk mencinta? Cokro mengumpat-umpat sambil melihat bintang-gemintang dari jendela.
Menyaksikan putranya yang sedang berdiri di dekat jendela itu, sang ibu menghampiri, lantas memberi nasihat, “Le, dengar kata ibumu ini. Tak baik kau dirundung rasa kesal berkepanjangan. Ingat, Le. Ia bukan jodohmu. Ayah bisa mencarikan perempuan yang lebih baik darinya. Kau tak pantas hanya karena perempuan tak semangat lagi. Apakah kau tak ingin membahagiakan ayah dan ibu? Kejarlah cita-citamu, Le. Itu lebih penting, daripada terus-menerus meratapi tentang cinta.”
Cokro lalu memeluk ibunya, meminta maaf karena telah bersikap tak baik semenjak Ambarwati dipinang pemuda Belanda. Perempuan setengah baya itu pun mengusap-usap kepala putra kesayangannya. Sang ibu hanya menginginkan Cokro meraih impiannya. Perihal perempuan, sedari dulu keluarganya tak senang dengan perjodohan. Jadi, Cokro dibebaskan memilih siapa pun dan dari kalangan mana pun.
Hari-hari selanjutnya Cokro telah menikmati aktivitasnya dengan sukacita. Semangatnya muncul kembali, berkat dorongan dari kedua orang tuanya. Sang ayah tak ketinggalan, memberi wejangan kepadanya. Katanya, orang sukses adalah orang yang mampu mengubah rasa sakitnya menjadi api semangat yang membara. Jikalau ingin menjadi laki-laki hebat, maka masalah cinta jangan sampai menghambat cita-cita.
Cokro memang berasal dari keluarga menengah ke bawah dan tak berpendidikan tinggi. Ia hanyalah lulusan sekolah desa (Volkschool) selama 3 tahun. Di sana hanya sekadar belajar membaca, menulis, dan berhitung. Jadi, ia tak ada kuasa untuk mencegah perjodohan Ambarwati dengan pemuda itu. Meskipun demikian, setidaknya ia menguasai tiga hal tersebut untuk menunjang bisnisnya kelak.
Dua tahun kemudian, saat Cokro hendak masuk ke dalam rumah seusai merawat perkebunannya, tiba-tiba ia melihat sepucuk surat yang tergeletak di depan pintu. Surat itu dipungutnya. Seketika keningnya berkerut karena tak biasanya ada yang mengirim surat.
Pemuda berusia 16 tahun itu pun berjalan menuju kamarnya, lantas duduk di tepi ranjang. Ia membuka surat itu, kemudian membacanya.
Mas Cokroaminoto, bagaimana kabarmu? Semoga Mas Cokro selalu sehat beserta keluarga. Sebelumnya aku meminta maaf karena tak ada perbincangan setelah peristiwa itu. Sungguh, aku pun merasakan kepedihan itu, Mas. Setiap malam aku selalu menangis. Aku telah mengecewakan Mas Cokro. Kenangan kita sewaktu kecil berkelebatan mengisi ruang-ruang memoriku.
Selesai acara pernikahan saja aku tergugu di tepi ranjang. Suamiku yang bernama Karel sampai terheran-heran melihatku. Ia menyuruhku untuk bercerita. Ia pun berjanji tak akan memarahiku. Meluncurlah cerita kita, Mas. Aku ungkapkan segalanya yang membuatku tak nyaman. Anehnya, ia sangat memaklumi itu, Mas. Ia sama sekali tak memaksaku agar sesuai dengan keinginannya. Justru ia yang bersikap baik kepadaku. Jika aku tak mau sesuatu, ia tak memaksa. Ia selalu melayaniku. Entah membawakan baki berisi makanan dan minuman ke kamar, tak pernah membentak-bentak, ataupun bercengkrama dengan wanita lain. Ia begitu menghormati aku, Mas. Rupanya ia benar-benar menepati janji. Ia selalu membuatku bahagia. Padahal aku sendiri yang sering membentak-bentaknya, kalau aku sedang malas tidur bersamanya. Ia rela tidur di sofa, demi tak menggangguku.
Dari situ aku punya keinginan harus belajar mencintainya. Aku yang bergilir melayaninya. Apa yang sudah ia lakukan, aku lakukan pula untuknya. Aku bisa melihat kebahagiaan itu di mata Karel. Ia selalu mengecup keningku, kala aku hendak tertidur. Aku jadi merasa berdosa karena pernah menyakiti hatinya, Mas. Lantas tiga bulan lalu akhirnya aku mengandung. Betapa bahagianya Karel, saat mengetahui itu. Ternyata setelah aku belajar membuka hati untuknya, aku kian merasa, nyaman dan beruntung bisa menjadi istrinya. Jarak usia kami pun tak terlampau jauh, hanya enam tahun.
Sayangnya negeri ini mulai dikuasai oleh bangsa bermata sipit. Orang-orang Belanda sudah dilarang tinggal di sini. Mereka harus segera angkat kaki karena pertempuran itu dimenangkan oleh Jepang. Jika masih ada yang tinggal, maka samurai yang akan berbicara. Orang tuaku lalu menyuruh agar aku dan Karel segera pergi ke Eropa. Mulanya aku tak rela membiarkan ayah dan ibu tetap di negeri ini. Namun, keselamatan aku, Karel, dan calon bayi kami yang lebih penting. Akhirnya dengan berat hati aku menuruti perintah itu. Lagi-lagi aku harus berderai air mata di setiap malam. Dahulu aku menangisi engkau yang telah kukecewakan. Sekarang orang tuaku sendiri yang mengalami kepedihan itu. Mengapa aku harus selalu menyakiti hati orang-orang yang kucintai? Aku pun tak lagi memusuhi ayah, Mas. Sebab, perlakuan keluarga Karel sangat baik kepadaku. Perihal uang yang waktu itu, digunakan untuk bisnis ayah.
Lantas aku ingin menulis surat untukmu, Mas Cokro. Aku hanya ingin berkabar denganmu. Mungkin surat ini baru sampai, ketika aku sedang dalam perjalanan menuju Eropa. Jika kau berkenan membalas surat ini, kirimlah ke alamat rumah kami di Belanda. Akan kutuliskan setelah isi surat ini selesai. Meski kita tak lagi sedekat dahulu, tetapi aku ingin pertemanan itu tetap ada. Sekali lagi, aku sungguh meminta maaf kepadamu, Mas. Semoga tak ada dendam yang bersemayam dalam hatimu.
Ambarwati
Cokro melipat surat itu dengan rapi. Seusai membacanya, luka yang sudah mulai kering itu, kembali tergores di tempat yang sama. Dua tahun sejak 1940, ia belajar menjalani hari-hari tanpa kehadiran Ambarwati. Ia sama sekali tak mengirim surat, ia tak ingin mengetahui kabar Ambarwati, dan ia pun menyimpan benda-benda pemberian gadis itu ke dalam lemari. Hal itu dilakukan agar ia tak lagi terbayang-bayang wajah Ambarwati.
Cokro tak akan membalas surat itu. Sebab, hanya akan menambah kepedihan hatinya. Biarlah surat itu disimpan dan dijadikan sebagai barang pemberian Ambarwati yang, selanjutnya.
Tamat
terbawa ke jaman siti nurbaya
Teringat cerita siti nur baya
Tapi ini lain
Cinta akan tumbuh dengan berjalannya waktu
Dan semua akan baik2 saja jika kita baik kepada sekitar kita
Dan ternyata cinta perlu pembelajaran
Mantaf dik
Sukses selalu ya…
Aamiin
Teringat cerita siti nur baya
Tapi ini lain
Cinta akan tumbuh dengan berjalannya waktu
Dan semua akan baik2 saja jika kita baik kepada sekitar kita
Dan ternyata cinta perlu pembelajaran
Mantaf dik
Terus berkarya
Suksess ya…
Aamiin
Keren mba vivi…👍👍 Terus berkarya ya… 🤗🤗smgt sllu…
sangat inspiratif ceritanya
selamat mba vivi
Tetap semangat dan terus berkarya
Mantep vivi… Cerita bagus.. terus berkarya y sayang 😍😍😍🙏🙏🙏👏👏👏
Bagus banget mbk…semangat berkarya.
MasyaAllah, semangat ya intan!
Semangat Vivi…Karyanya Keren Sukses yah🥰🥰
waa keren😍 semangat vivii🤗😍
Terus berkarya untuk menjadi yang terbaik dan berbagi manfaat dari apa yang kita mampu, karena manusia yang berkualitas adalah manusia yang beanfaat untuk orang lain. Sukse dan hebat
Bagus terus tingkatkan karyanya
Masya Allah bagus sekali mbak Vivi, saya sangat menikmati….berkarya terus ya. Semoga Allah melapangkan jalan kesuksesan
Waaah… Bagus ceritanya vivi… Selalu semangat berkarya ya vivi ☺
Terima kasih untuk semua yang sudah berkenan membaca, menyukai, dan mengomentari cerpen saya ini. Sangat luar biasa. 🙏🏻🤗
MasyaAlla..keren sekali karyanya
Ceritanya bagus, nunggu kelanjutannya ☺️
Wah.. keren banget vivi..
Sukses selalu yaa 😊
Hebat ya..mantaf cerpennya.ayo bikin lagi yang lebih seru😀
Luar Biasa Vivi… keren cerpennya. Sukses selalu ya👍👍👍😍
Luar biasa.. alur nya mengalir. Renyah dibaca. Sangat menginspirasi.
Lanjutkan terus utk berkarya…semoga sukses..selalu…. Aman
Sip!!
Sukses mb Vivi..
Sip!!
Sukses mb Vivi
😍
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh kerena banget Vivi dan bagus banget Cerpennya Vivi sukses selalu yah Vivi dan sukses selalu yah Vivi 🙏🙏🙏🙏🙂🙂🙂🙂👏👏👏👏🙏🙏🙏🙏👍👍👍👍🙏🙏🙏🙏 Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh🙏🙏🙏🙏🙂🙂🙂🙂👏👏👏👏👍👍👍👍😎😎😎😎🙂🙂🙂🙂🙏🙏🙏🙏
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh keren banget cerpennya Vivi dan bagus banget Cerpennya 👏👏👏👏🙏🙏🙏🙏🙂🙂🙂🙂🙏🙏🙏🙏
Masyaallah keren banget vi. ❤️😭
Masyallah Keren banget luar bisa bagus banget Cerpennya 👏👏👏👏🙏🙏🙏🙂🙂🙂🙂👍👍👍👍🙏🙏🙏🙏
Keren banget ceritanya ka, sukses trus buat ka vivi
Keren banget ceritanya….sukses terus buat Vivi…
Keren euihh, bagus ceritanya
Bagus ceritanya, mantap trs berkarya ya
Awal yg bagus
Mantul
Sae Pisan euy, kreatif…👍👍
Bagus karya nya, terus berkarya ya kak, jangan lupa semangat
Sungguh menarik ceritanya..salut buat de Vivi..
Terus berkarya ya…
Salut buat mb Vivi, tulisan nya menghibur dan bahasa nya ringan…..
Tetap semangat berkarya ya mbak… selalu sukses….👍🏻👍🏻
MasyaAlloh keren banget…
Saya suka dengan cerpennya kak , dan bagus juga menurut saya kak❤🙏
Waah mantap niih. Semangat terus berkaryanya
ini kisah fiksi atau non fiksi ya?
Fiksi
Tulisana yg baik, alur cerita yg mudah dimengerti, cerita enteng untuk dipahami, asyik, dan edukatif.
Bagus tulisan nya, saya suka,, terima kasih mbak Vivi terus berkarya
lanjutkan karya mu…. kombinasi yang sangat apik dengan latar cerita sejarah negeri dan makna pengorbanan cinta yang dihadirkan dalam tulisannya….
Menarik ceritanya, cokro dan ambarwati
Ditunggu karya berikutnya
Menarik, semoga segera muncul karya Berikutnya. Barakallah
Semoga bermunculan anak2 bangsa yg cerdas,walaupun dg keterbatasanmu kau tetap semangat menuntut ilmu….semangat Mbk Vivi dan semoga Allah membiarkan dan tercapai apa yg kau cita2kan.aamiin.
Semoga bermunculan anak2 bangsa yg cerdas,walaupun dg keterbatasanmu kau tetap semangat menuntut ilmu….semangat Mbk Vivi dan semoga Allah meridhoi dan tercapai apa yg kau cita2kan.aamiin.
Menarik, semoga segera muncul karya Berikutnya
MasyaAllah sangat menyentuh
Saya tidak menyangka, penulis seusia Vivi memilih nama tokoh Cokro dan Ambarwati. Menurut saya, inilah yang membuat cerpennya istimewa. Di antara pasangan Dilan Milea dan Rangga Cinta, sangat mungkin Cokro Ambarwati akan merasuki dunia pembaca saat ini. Apalagi, jika dilayarputihkan.
Bagus sekali
ceritanya bagus banget ibu vivi…. semoga sukses.😊😊😊😊
bagus ceritanya..
Cerita yg menggugah ketegaran bg seseorang yg sedang berjuang. Ada aroma perjuangan yg ada dlm cerita…smg jd inspirasi kaum milenial
Selamat Vivi tulisan mu bagus sekali, cetitanya mengharukan, seperti percintaan Nyai Dasima . . .teruslah betkarya . . Makin di asah makin tajam seperti pisau.
Mantap, sangat inspiratif
Keren! Pasti perjuangan banget ya menggarap tema satu ini, tapi hebatnya tetap berhasil. Semangat!
Bagus vivi
Ntah mengapa, saya merasakan kepedihan ambarwati dan cokro… saling mencintai tapi tdk bersatu… untungnya tdk sy alami itu di dunia nyata… viviiiiii tulisanmu, nak MasyaAllah.
. bangga kami punya vivi
kereen…
Ibu salut dengan mu , Vivi….
Dengan segala keterbatasanmu , kamu dobrak dan ingin tunjukan pada dunia bahwa aku juga bisa…
tetap berjuang ,…semangaat , kamu memberikan motivasi bagi ibu dan teman-2mu..
salam kangen dan rindu dari ibu.
di tunggu ya sms an dr mu via WA
Ceritanya bagus banget mba vivi..sukses terus yaaa
Semangat mbak Vivi…kamu pasti hebat..
Keren vivi👍, terus kembangkan bakat dan prestasi mu nak,
Ceritanya keren! saya suka dengan kata-kata seperti ini “Jikalau ingin menjadi laki-laki hebat, maka masalah cinta jangan sampai menghambat cita-cita.”
Terbaik👍
Wahh keren sekali ceritane 👍
Bagus sekali. Sangat menyentuh
Pemilihan kalimat dalam cerita, membuat pembaca terhanyut….
Sukses Vivi
Jalan ceritanya, membuat pembaca jadi ikut terhanyut dalam cerita….
Alhamdulillah cerpen adek itu sangat bagus. Saya menyukai cerpen adek. Oh ya perkenalkan nama saya Nuryasin Ghani. Biasa di panggil: yasin. Kelas: xi ips. Sekolah: SMA Muhammadiyah Cilegon.
Luar biasa
Mantaaaaap !
Luar biasa
Terus berjuang, Vivi. Semangat dan sukses
bagus..impresif untuk era saat ini
Keren, bagus sekali ceritanya
Yo Apiiik
Semangat Cokro
Mantap ceritanys menarik dan penuh makna
Ceritanya menarik.
Btw, kasihan Cokro, dah move on eh dapat kiriman surat dari “alumni hati” yang bikin sedih.
iya pak yah,, hrsnya jgn dikirimi surat… tp kue heheheh
Bagus
Saya pikir akan seperti Siti Nurbaya, eh Londo mudanya baik hati.
Ceritanya keren dan tidak mudah ditebak.
Teruskan karyamu, pasti anda sukse, Aamiin
Subhanallah, kerennn
Keren sukses selalu
Menarik….singkat tapi dalam maknanya. Semoga dpt terus berkarya Mbak Vivi…
Sangat luar biasa, semoga muncul karya-karya yang lain dan menginspirasi.
Luar biasa dan menginspirasi.
Sebuah cerita yang inspiratif, ditulis dengan alur cerita yang sistematis. Selamat Vivi. Teruslah berkarya.
Cerita yg ckp baik.
Yang kasihan Cokro, masih inget Ambarwati.
Semoga di Eropa Ambarwati dan Karel bahagia.
Bagus dan keren ceritanya
Bagus ceritanya
bagus banget ceritanya
Bagus 👍👍
Tetap semangat..teruslah berkarya..💪💪
Keren mb Vivi trus berkarya dan tetap bs menginspirasi orang lain…
😍😍😍😘😘😘🤗🤗🤗
Mantap dek🤗🤗🤗terus berkarya dengan cerita cerita berikutnya 😊😊
Alhamdulillah…. Yang menciptakan manusia dengan segala kelebihan nya masing-masing…
Setelah membaca karya ananda Vivi, ibu denganmu nak…
Kamu punya bakat, teruslah berlatih nak.
Pisau tajam karena terus diasah
Siip…good..job…kembangkan bakatmu Nak…
Maa syaa Allah… sangat inspiratif
Semangat dan inspiratif
Keren mb Vivi trus berkarya dan tetap bs menginspirasi orang lain…
Hebat vivi
Tetap semangat utk berkarya ya sayang
barakallah Mba Vivi…. baguss ceritanya.. terus semangat berkaryaaaaa
Renyah bahasanya
Good job , menambah ilmu dan inspirasi .
Semangat ya mbak Vivi…..terus berkarya. Semoga sukses sayang …Baarakalloh
Bahasanya ngalir, enak dibaca… Lanjutkan, mbak Vivi…
Good joob dear. Teruslah berkreasi n menjadi inspirasi bagi sekitar
Good job,…
Enak, ringan tinggal nambah jam terbang, pasti top
Bagus sekali vivi
Cerita yang seru… Teruslah berjuang untuk cita2mu ya Vivi sayang…
Maju terus mb vivi…
Kerenn banget ceritanya seandainya aku bisa buat cerita sebagus ini:( smngat yaa buat author terus berkarya!!
Mantap lurr
Keren ceritanya 👍👍👍
Alhamdulillah…..terus berkarya n semangat ya. Tulisan ananda bagus. Smg Allah senantiasa melindungimu. Aamiin
Seru ceritanya
Terus berkarya dan berkreativitas buat vivi yang lainnya…keren ceritanya
Semoga menjadi inspiratif buat ABK dan saudara- saudara disabilitas yang lain..
Untuk trs mencari ilmu, berkreasi dan tetap mandiri..
kalau ambarwati bisa bersama karel kenapa cokro tidak bisa move on dan mencari yang lain. Lebih baik kalau ambarwati berhenti hubungi cokro untuk kebaikan karel dan cokro sendiri
Ceritanya Ambarwati mau tetap menjalin silaturahim dengan Cokro. Namun, ternyata malah membuat Cokro kian menggalau. 😁
terus berkaya nak…
Bagus ceritanya
kalau ambarwati bisa bersama karel kenapa cokro tidak bisa move on dan mencari yang lain. Lebih baik kalau ambarwati berhenti hubungi cokro untuk kebaikan karel dan cokro sendiri
Ceritanya seru banget!
Berhenti mencari tau kabar seseorang adalah cara melindungi hati kita sendiri.
suka ceritanya..selamat mb Vivi smg sukses menjd penulis terkenal semangat..semangat!!
Move on sajalah, kalau ambarwati bisa bersama karel kenapa cokro tidak bisa move on dan mencari yang lain. Lebih baik kalau ambarwati berhenti hubungi cokro untuk kebaikan karel dan cokro sendiri
Ceritanya menarik, bagus dan di tunggu karya karyamu selanjutnya…
bagus dan rapih di … pertahankan & buat karya yg bagus dan menarik
bagus ceritanya
Meski tak bisa tinggal di hidup Cokro, Ambarwati tetap tinggal di hatinya.
teruslah menjadi inspirasi buat semua, keep your spirit, gals !! cup muach.
Sepucuk surat untuk kenangan, tak perlu dibalas cukup disimpan dan dikunci rapat-rapat agar tak ada lagi orang-orang disekitar yang akan tersakiti. 😊
sangat inspiratif ceritanya selamat mba vivi dan terus berkarya
Masyaallah ceritanya sangat bagus dan menginspirasi kak
Mantap