Kategori KARFIKSI

Drea-Cho

“HAH?? Ya ampun…,” keluh Yudith begitu mendapati namanya dalam daftar panjang barisan nama-nama yang masuk kelas XI-IPA. Lebih kaget lagi ketika dia tahu namanya berada di baris terakhir di kolom XI-IPA 1. Dia masuk sarang macan! Dia kenal semua nama…

Baca SelengkapnyaDrea-Cho

Ceritaku (4-4)

Begitulah yang kualami di rumah sakit mata tersebut. Berdasarkan anjuran dokter seminggu kemudian aku datang ke ruang Low Vision WG dan bertemu dengan Bu Desi yang baik hati. Beliau lalu mengajariku membaca braille. Sebelum mulai mengajari beliau memberiku selembar kertas…

Baca SelengkapnyaCeritaku (4-4)

Kolor Ijo

Malem Jum’at Kliwon! Ya, malem ini emang malem Jum’at kliwon. Namanya juga malem Jum’at kliwon, so pasti suasananya horror gimana gitu. Kebanyakan orang pasti gak berani kelayyaban di luar rumah di malem yang sesepi dan sesunyiini, apa lagi kelayabannya tepat…

Baca SelengkapnyaKolor Ijo

Dodo

Suasana di kelas tampak ramai seperti hari-hari sebelumnya. Hujan deras yang mengguyur gedung kampus kami tak membuat kami patah semangat untuk tetap datang ke kampus. Aku mengambil sebuah buku dari dalam tas ku, berisi tentang kisah seorang anak yang terpisah…

Baca SelengkapnyaDodo

Ceritaku (3-4)

Hai, ketemu lagi denganku di hari yang cerah ini. Udara yang masih segar membawa efek positif bagi ingatanku yang langsung berjalan mundur melewati alur-alur waktu yang berwarna-warni dengan suka duka yang silih berganti. Seingatku aku sudah bercerita tentang awal perjalananku…

Baca SelengkapnyaCeritaku (3-4)

SANG KUDA LUMPING

Sebut saja namanya Kang Bahrudin. Seorang pengusaha terkenal di bidang matrial Kampung Situ Babakan. Banyak langganannya mengatakan barang-barang matrial di kios Kang Bahrudin yang sederhana itu berkualitas baik. Semen, kayu kusen, batu bata, pasir, paku, dan lain-lain, sangat baik untuk…

Baca SelengkapnyaSANG KUDA LUMPING

SALAH PENGERTIAN

“Bang beli kerupuknya!”  Aku segera menghampiri suara yang memanggilku, “Beli berapa mas?” “Satu aja bang. Ini uangnya.” “Uangnya pas kan mas? Terima kasih” Pembeli itu tidak menjawab pertanyaanku, maka aku  beranjak dari depan pagar rumah pembeli itu untuk melanjutkan berjualan…

Baca SelengkapnyaSALAH PENGERTIAN