Roman Hitam

gelombang menerpa daun telinga
mengurutkan kisah-kisah berwarna
emosi berluncuran kian terasa
amat menarik bagai burung berkicau bersama

 

hanya simak yang mengisi
berbagai drama hidup tertawakan dan tangisi
mencitrakan bentuk raga-raga yang tak sunyi
mencerap senandung pada memori yang terhuni

 

jantung tak ubahnya para insan yang terburu
hanya netra yang miliki hayal tentang pelangi ungu
namun hayat tetap berlompat dalam cerita yang berlaku
meraih nikmat akan takdir yang tak sempat memandang hal rancu

Baca:  Aku, Kamu dan Hegemoni
Bagikan artikel ini
Lukman Nurhakim
Lukman Nurhakim
Articles: 1

Leave a Reply