Puisi: Jarak dan Kenangan

Kala pagi tiba,

Kala mentari membiaskan cahayanya

Menyinari bumi dengan senyumnya yang malu-malu.

Semilir angin menyapaku,

Bersama kenangan yang tak terlupakan.

Bersamamu, segala yang terindah dalam hidupku.

Di antara kau dan aku, ada sehelai benang tipis.

Ataukah itu dinding kaca?

Matamu dan mataku bertemu dalam pantulannya.

Namun hati kita, lekat tak terlepaskan.

Sayup kudengar suaramu, bercerita tentang musim semi yang indah.

Namun samar kudengar tangismu, mengadu tentang musim dingin yang tak kunjung usai.

Demikian pula aku.

Baca:  Bernyanyi

Kau adalah sandaran walau tak nampak.

Jarak dan waktu memisahkan kita,

Namun ragamu seakan nampak di depan mata.

Rintik hujan jatuh melewati pipiku, saat rindu membelenggu.

Kegersangan melanda jiwaku, saat cemas memburu.

Namun senyummu hapuskan pilu.

Kawan…

Walau raga tak bersua,

Namun hati saling bertaut.

Dirimu yang paling berarti,

Walau kita sebatas berkirim surat,

Atau saling menatap lewat benda kotak hitam putih.

Bagikan artikel ini
Nurul Rahmah
Nurul Rahmah

Penulis asal Ciamis, kelahiran 2003, Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sukabumi.
Follow Instagram: @nur.alrahmah
Follow Twitter/X: @NRGaza
follow channel telegram: t.me/nrgaza

Articles: 10

Leave a Reply