PERJUANGAN PUTRA BANGSA

Disuatu daerah terdapat sebuah kelompok, kelompok ini terdiri dari para pemuda yang luar biasa.

Para pemuda ini berasal dari sebuah Kelurahan Nan terletak di Jakarta selatan. Kelompok ini berjumlah sekitar 30 anggota, Masing-masing dari mereka memiliki tugas sendiri-sendiri. Ada yang bagian kepemimpinan, ada yang bagian kepengurusan senjata perang, ada yang bagian intel dan lain sebagiannya.

Dari 30 anggota yang terdapat di kelompok ini Ada enam orang yang paling berpengaruh dan tentunya sangat diwaspadai sekali oleh lawan. Keenam orang ini bukanlah orang-orang sembarangan, karena mereka merupakan orang-orang yang sudah sangat terlatih dalam situasi perang.

Banyak sekali ilmu yang mereka dapati mengenai strategi perang, sebab mereka tidaklah main-main di dalam mempelajari ilmu peperangan dimana mereka telah belajar selama kurang lebih 15 tahun di luar negeri untuk menguasai teknik-teknik peperangan. Keenam orang tersebut bernama: Ahmad Basuki, Abdul Mukti, Raharjo, Abdullah Syafei, Abdul Qohar, dan Muhammad Nasir Ilham.

Baca:  KALO JODO GA KEMANE

Mereka adalah orang-orang yang memiliki jiwa nasionalisme. Dengan rasa nasionalisme Yang tinggi mereka pun membuat sebuah organisasi Yang mana organisasi tersebut bernama kualisi muda pejuang Indonesia atau KMPI.

Apa itu KMPI?

KMPI.

Mungkin anda memiliki tanda tanya besar mengenai organisasi yang dibuat oleh mereka, Kira-kira buat apa sih mereka mendirikan organisasi tersebut?

Ya, organisasi ini dibuat untuk melawan penjajahan, yakni penjajahan yang telah terjadi sejak berabad-abad lamanya di Nusantara.

Sejarah berdirinya organisasi

organisasi tersebut didirikan pada bulan Juli 1940, Akan tetapi sebelum organisasi tersebut berdiri mereka telah aktif terlebih dahulu di dalam dunia peperangan.

Tujuan terbentuknya organisasi

Organisasi ini dibentuk untuk melakukan penentangan terhadap penjajahan yang terjadi di wilayah Nusantara. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa Belanda telah lama menjajah wilayah Nusantara yang mana kurung waktu tersebut sekitar 3,5 abad lamanya, oleh karena itu sangat pantas lah kalau masyarakat Nusantara sudah merasa jenuh tentang penjajahan yang dilakukan oleh colonial karena sudah sangat lama sekali diskriminasi yang dialami oleh masyarakat; maka wajar jika banyaknya dari kalangan masyarakat yang berusaha untuk melepaskan diri dari Cengkraman penjajah.

banyak sudah keberhasilan yang mereka raih Dari sejak mereka aktif di Medan Juang untuk mengusir penjajah.
Salah satu keberhasilan yang telah mereka dapatkan adalah pada saat terjadinya peperangan yang berlangsung di kecamatan Pesanggrahan (kota Jakarta Selatan). Ketika itu pertempuran terjadi pada 9 Maret 1940 sebelum organisasi mereka didirikan.

Jumlah pasukan

Pasukan yang terdapat dalam organisasi itu berjumlah sekitar 30 anggota, dimana kelompok tersebut di dirikan pada 1 Juli 1940 dan Muhammad Nasir Ilham lah yang menjadi ketuanya.

Kehebatan kelompok

Kelompok ini sangat cerdik sekali di dalam melakukan segala rencana untuk mengusir penjajah, dimana salah satu hal Yang mereka lakukan adalah dengan cara melakukan perang gerilya.

Baca:  Romantika Cinta di Hari Merdeka

Terjadinya peristiwa peperangan

Pada 9 Maret 1940 terjadilah sebuah serangan yang dilakukan oleh kaum colonial dimana peperangan kala itu merupakan peperangan yang sangat sengit, ada 1000 teng yang digerakkan oleh penjajah untuk melancarkan peperangan tersebut dan mereka juga mengirim pasukan sebanyak 10000 tentara untuk menghadapi para pejuang-pejuang Indonesia Dan itu juga diperkuat lagi dengan 500 armada laut serta 300 pasukan berkuda. Namun para pejuang Indonesia tidak gentar menghadapi mereka, mereka para pejuang Indonesia yang sebagian besarnya merupakan pemuda tetap maju untuk meladeni serangan yang di lancarkan oleh penjajah.

Alakadarnya. Ya, memang alat yang di gunakan oleh para pejuang Indonesia kala itu sangat sederhana, mereka menggunakan alat peperangan untuk berperang dengan Alakadarnya. Apapun mereka gunakan, baik itu batu, bambu Runcing, serta benda benda lainnya yang dapat digunakan untuk melawan para penjajah. Akhirnya, karena didasari dari kesungguhan mereka untuk melawan kekejaman yang dilakukan oleh para penjajah meskipun dengan senjata yang sederhana mereka pun tetap saja berhasil memukul mundur pasukan penjajah,
***“Alhamdulillah…Allahuakbar… Allahuakbar… Allahu akbar.”***

Begitulah yang terdengar dari segenap Penjuru ketika mereka berhasil memukul mundur pasukan penjajah. Mereka mengucap Takbir dengan penuh semangat, mereka merasa sangat gembira karena mereka mampu mematikan langkah demi langkah kejahatan yang di lakukan oleh pasukan penjajah.

Mereka mengadakan syukuran besar-besaran di markas mereka. Para ulama pun diundang baik itu dari ulama Yang berada di daerah tersebut atau ulama-ulama Yang berasal dari luar daerah. Acara itu digelar pada 21 Maret 1940 kala itu jatuh pada hari Sabtu malam bada Isyalah tepatnya pelaksanaan acara tersebut diselenggarakan, Akan tetapi apa yang terjadi di tengah-tengah penyelenggaraan acara tersebut?
Ya, ternyata lagi-lagi pasukan kolonialis melakukan hal yang tidak dinginkan, mereka menyulik anak-anak kecil yang ditinggal oleh orang tua orang tua mereka yang sedang melaksanakan tasyakuran di markas mereka.
Pasukan kolonialis pun dengan senangnya melakukan pembantaian terhadap anak-anak yang tidak berdosa, mereka begitu kejinya melakukan penyerangan selain anak-anak pejuang yang dijadikan sasaran mereka juga memanfaatkan para gadis untuk mereka jadikan sebagai sandra Dan mereka perkosa para gadis tersebut.

Baca:  AKU DAN JATUH CINTA (8-8)

Informasi ini pun segera sampai ke markas. Berita itu disampaikan oleh MR. Muhammad Idrus Yang menyaksikan pembantaian tersebut.

Lantas, para anggota pasukan pun segera menuju ke tempat kejadian perkara, setelah sampai di lokasi yang dimaksud mereka langsung dengan sergap melakukan penyerangan balik terhadap kaum penjajah. Lagi-lagi peperangan sengit pun terjadi, Kali ini korban jiwa tak terhitung jumlahnya baik dari pihak pejuang ataupun dari pihak kolonial. Mereka saling bantai satu sama lain, peperangan itu terjadi selama kurang lebih 10 jam dimana satu dari kedua pasukan tidak ada yang mau mengalah sedikit pun, mereka saling tempur, kelompok yang satu menggunakan bambu Runcing sedangkan yang satu menggunakan senjata modern.

Mereka para pejuang mengatur siasat agar dapat dengan mudah mengoyak barisan penjajah, lalu Sebahagian dari mereka berunding bagaimana kiranya barisan penjajah dapat dilemahkan.
Meski peperangan masih berlanjut, akan tetapi luar biasa diantara sebahagian mereka masih sempatnya melakukan pertemuan secara singkat demi membahas bagaimana cara yang dilakukan untuk membasmi para penjajah tersebut.

Pertempuran pun semakin rumit, Kali ini para penjajah mengirim Tank Yang mana tank tersebut memiliki bobot kotor sampai 35 ton, mampu melaju hingga kecepatan maksimum 70 km/ jam dengan jarak jelajah hingga 450 km., Akan tetapi Tuhan tidak pernah salah memilih siapa yang seharusnya dia berikan kemenangan, akhirnya para pejuang pun kembali meraih kemenangan telak atas penjajah, mereka para kolonialis lari terkocar-kacir karena melihat solidnya pasukan dari para pejuang yang melakukan serangan balik terhadap kaum kolonialis

Bagikan artikel ini
Khairul
Khairul

Suka membaca dan menulis

Articles: 6

Leave a Reply