Mengenal Indonesia Lebih Dalam Melalui Upacara Mecaru Resigana

dewa ganesha upacara agama Hindu

Sebagai Gen Z yang hidup, tinggal dan bersosialisasi di kota metropolitan, multi-etnis dan multikultural, akhirnya membuat saya menjadi penasaran dan ingin mengetahui seberapa luas dan seberapa kaya Indonesia dengan keanekaragamannya. Dalam menjelang 79 tahun usianya, saya merasa beruntung sekali karena di tempat saya tinggal saat ini (Surabaya) saya akan menyaksikan sebuah upacara keagamaan yang saya tidak tahu sebelumnya selain “Hari Raya Nyepi” dan “Galungan”. Kebetulan, pemilik indekos tempat saya tinggal ini adalah suami-istri beragama Hindu yang berasal dari Bali. Rencananya, di tempat kost saya ini akan diadakan upacara “Mecaru Resi Gana”.

Baca:  Kritik Terhadap Kebiasaan "Cime'eh" di Suku Minangkabau

 

 

Apa itu upacara Mecaru? Upacara Mecaru bisa juga disebut Butha Yadnya, ini adalah suatu upacara untuk menjaga/mengharmoniskan hubungan antara manusia dengan alam lingkungan sekitarnya, sementara caru sendiri artinya cantik atau harmonis (kitab Samhita Swara). Mecaru ini dilaksanakan sehari sebelum hari raya Nyepi, tepat pada bulan mati (tilem).

Satu hari sebelum Hari Raya Nyepi, yakni pada waktu sasih kesanga umat Hindu Bali melaksanakan upacara Butha Yadnya yang diadakan di perempatan jalan dan lingkungan rumah masing-masing, pada upacara ini dibuatkan Caru/persembahan menurut kemampuan dari yang melaksanakannya. Pecaruan sendiri merupakan penyucian/pemarisudha Bhuta Kala dan segala kotoran yang ada dan berharap semoga sirna semuanya dan menjadi suci kembali.

Upacara ini dilakukan di rumah masing-masing, caru/persembahan berisikan atau terdiri dari; nasi manca warna (lima warna), lauk-pauknya ayam brumbun (berwarna-warni) disertai tetabuhan arak/tuak. Permohonan ini ditujukan kepada Sang Bhuta Raja, Bhuta Kala dan Bhatara Kala agar mereka tidak mengganggu umat manusia.

 

 

Upacara mecaru ini berfungsi untuk menanamkan nilai-nilai luhur dan spiritual kepada umat manusia agar selalu menjaga keharmonisan alam, lingkungan beserta isinya (wawasan semesta alam). Makna upacara mecaru sendiri adalah kewajiban manusia merawat alam yang diumpamakan badan raga Tuhan dalam perwujudan alam semesta beserta isinya.

Ilustrasi perwujudan Dewa Ganesha

 

Sementara Resigana sendiri, secara umum bertujuan untuk menetralisir kekuatan alam yang dapat mengganggu areal pekarangan dan pemujaan pada saat pelaksanaan Karya Agung Mamungkah dan Ngenteg Linggih. Ditinjau dari sisi mitologi atau mitosnya, Sanghyang Rsi Gana atau yang biasa dikenal Dewa Ganapati (Ganesha) ada berbagai versi.

Dari kajian makna Teologis, berdasarkan versi Kakawin Smaradahana, bahwa di Pulau Jawa ada karya yang mengisahkan asal-usul Ganesha. Kakawin yang ditulis oleh Mpu Dharmaja pada zaman Kerajaan Kediri sekitar abad ke 13 itu, merupakan penyesuaian atau pen-Jawa-an terhadap aneka kisah tentang Ganesha yang terkenal di India. Kakawin Smaradahana merupakan kunci untuk memahami Laksana Ganesha di Jawa (Zotmulder, 1983:189).

Baca:  Mengajarkan buah hati menjadi konsumen cerdas

 

 

Agama Hindu merupakan salah satu agama tertua di Indonesia. Coraknya bis akita lihat pada berbagai candi dan prasasti ; seperti Prasasti Yupa (peninggalan Kerajaan Kutai), dan atau Candi Prambanan (Jawa Tengah).

 

 

Sebagai seorang warga negara Indonesia, saya sangat bersyukur bisa lahir, tumbuh besar dan mengenal banyak hal di negara berlambang Garuda ini. Saya berharap, semua orang Indonesia bisa menghargai dan mencintai segala hal yang ada di negara ini ; sesederhana apapun bentuk dan caranya. Dari upacara Mecaru Resigana yang saya saksikan ini, saya belajar bahwa Indonesia adalah kaya dengan segudang perbedaan. Maka tidak menjadi masalah jika kita sebagai umat manusia juga terlahir dan tertakdir berbeda. Selain itu, indahnya toleransi dalam beragama juga betul-betul terasa. Disini, meskipun ibu dan bapak pemilik indekos adalah pemeluk Agama Hindu, tapi orang-orang yang indekos disini juga memiliki latar belakang, etnis, suku dan agama yang juga berbeda-beda. Indah bukan? Melalui tulisan ini, saya berharap bahwa akan semakin banyak orang yang mengerti tentang makna perbedaan dan bagaimana cara menyikapinya. Tulisan ini juga saya dedikasikan menjelang ulang tahun Indonesia yang ke-79, selamat ulang tahun Indonesia, semoga semakin maju, semakin banyak anak-anakmu yang berbangga karena lahir serta bertumbuh di tanah Ibu Pertiwi ini.

 

 

Sumber :

 

Badan Bahasa

 

 

https://dapobas.kemdikbud.go.id/home?show=isidata&id=955

Bali Wake News

 

Makna Upacara Rsigana dan Asal-usul Dewa Ganesha

Bagikan artikel ini
zelda maharani
zelda maharani

seorang pelajar yang jatuh setengah mati pada seni

Articles: 8

6 Comments

Leave a Reply