Mata adalah jendela hati

Ketika saya bermimpi tentang terbang berkeliling di udara melihat keindahan bumi dan padang pasir yang tandus nun jauh disana. Tatkala sang matahari menari nari senang dan bahagia melihat senyumku tak bedanya dengan mataku, mata dimana aku menjadi buta, tapi aku sangat merindukan melihat seperti apa cahaya itu, cahaya yang menyilaukanku dan bersenang-senang pada siang hari itu. Aih sepertinya aku harus bisa menangkap dengan cermat seperti apa cahaya yang sesungguhnya itu. Aku percaya suatu saat aku bisa melihatnya secara langsung dengan mata terbuka dipenuhi dengan cahaya, ya.. cahaya yang benar-benar merupakan jendela hati.

Baca:  Red Feather, Toko Kerajinan Disabilitas

Bagaimana tidak mungkin seorang tunanetra bisa melihat cahaya? tapi saya percaya tunanetra mampu melihat cahaya dengan hatinya walaupun tidak mampu melihat secara sempurana. Sedangkan saya yang hanyalah seorang manusia biasa saja dan tidak seperti tunanetra lainnya mampu merobekkan hati dengan pandangannya yang begitu nyaman.yaph, pandangan senyumnya seolah membuat saya bersyukur dengan keterbatasan. Tidak ada yang sempurna selain keindahan senyum yang mampu membuat jiwa saya tentram.

melihat tunantera bukanlah hal yang asing bagiku dimasa lalu, saya sudah mengenal apa itu buta, dan apa itu tunanetra, dulu saat duduk dibangku sekolah dasar itulah aku mengenal istilah buta, dimana indera penglihatannya terganggu, dan tidak bisa melihat, dia berjalan dituntun dengan tongkatnya yang ajaib tongkat penuntun pengganti mata untuknya berjalan pengganti mata untuknya mencoba meraih impian terpendamnya. dan aku senang berteman dengannya saat sama-sama satu kelas, pelajarannya pun sangat berbeda sekali denganku. Walaupun dia masuk dalam jalur kelas berbeda tapi ujiannya sama denganku. Sayapun juga belajar bahasa braille saat itu. Tidak mudah sekali membaca titik-titik bahasa braille yang tidak sama sekali aku pahami. Bahwa perlu kerja keras untuk mencapai itu berhasil menjadi mudah.

Biar saja orang berkata tentangnya, tapi aku yakin suatu hari bisa bersama-sama menggapai mimpi. Mimpi yang tak pasti dan itulah kenyataan memang hidup itu tidak seperti mesin waktu hidup terus mengalir dan suatu saat kita akan berhenti ditempatnya. Mencari jati diri saja perlu waktu yang amat sangat lama bertumbuh dari anak-anak hingga dewasa seperti sekarang. Ingatkah dan adakah yang pernah membaca kisah nyata Heller Keller? pasti semua orang tahu Hellen Keller tapi tidak pernah tahu jejak kisahnya. yah seperti itulah kira-kira hidup Hellen Keller walaupun tidak bisa melihat dan mendengar, tidak boleh mengenyam pendidikan disekolah. Dia mampu membuat dunia terpana dengan keberhasilannya membangun kehidupan yang layak baginya, mendirikan sekolah tertinggi untuk anak-anak dimasanya hingga dimasa sekarang ini. Juga ada Louis Braille salah satu tunantera yang berhasil membuat perubahan menjadikan huruf barraille sebagai satu-satunya bahasa dunia tunanetra.

Baca:  Musuh berhati malaikat

Namun semua itulah membuat kita tersadar bahwa menjadi besar itu perlu kerja keras. Untuk menjadi Inspirasi dunia itu perlu mimpi dan doa. Jangan pernah menyerah atas kehidupan yang dimiliki saat ini. Tetap menjadi diri sendiri walau ada orang yang mencoba meniru gaya kita. Dimasa depan saya tidak ada lagi diskriminasi yang menggambarkan tentang tunanetra sebagai tukang pijat, penjual kerupuk keliling, dan pedagang jalanan. karena itu membuat hati saya berteriak dan tak sanggup melihatnya. Saya percaya di masa depan tunantera mampu mengharumkan namanya di dunia. Entahlah itu di negara tetangga atau di negara lainnya yang mengenalnya.

Bagikan artikel ini
Chairunisa Eka Apriliyanti
Chairunisa Eka Apriliyanti

I am a deaf the HOH (Hard of Hearing) happy with the smell of literature including poetry, and writing. PR Sehjira Deaf- HOH Foundation and Members of Young Voices Indonesia

Articles: 4

4 Comments

Leave a Reply