Jakarta, Kartunet – Dengan menyertakan huruf Braille dalam setiap kemasan produknya, L’Occitane selain terkenal sebagai produk yang ramah lingkungan dan alami, juga merupakan produk yang memperhatikan keberadaan kaum disabilitas, terutama tunanetra. (10/03/2012)
Bersamaan dengan pembukaan outlet baru di Gandaria City, perusahaan kosmetik ternama dari Perancis ini bekerja sama dengan Kartunet dalam rangka menjalankan program Corporate Social Responsibility (CSR), untuk itu kartunet menghadiri event tersebut dan menampilkan beberapa performance.
Marketing Manager L’Occitane menuturkan bahwa awal tercetusnya penggunaan huruf Braille dalam produk L’Occitane adalah ketika Olivier Baussan, pendiri L’Occitane terkesima dengan kegigihan seorang tunanetra Perancis yang tidak ingin dibantu saat sedang berbelanja di toko miliknya. Dari sinilah ia mencoba untuk menyertakan huruf Braille agar dapat mempermudah para tunanetra berbelanja.
Kehadiran Kartunet sendiri sebagai bentuk pembuktian dari eksistensi para tunanetra. Saat ini, sudah bukan saatnya tunanetra diabaikan keberadaannya, melaihnkan pembuktian bahwa tunanetra pun dapat tampil memukau dengan berbagai bakat yang dimiliki.
Dengan diiringi permainan gitar yang memukau dari Riqo, Andira, Direktur dari Departemen Media Relasi Kartunet, menyanyikan beberapa lagu yang salah satunya hits dari penyanyi terkenal Adele dengan judul Someone Like You. Dilanjutkan dengan trik sulap dari Wawan, seorang tunanetra, yang berhasil membuat Iwet Ramadhan, sang master of ceremony berlari karena terkejut dengan pita yang tiba-tiba berubah menjadi tongkat panjang dan hamper mengenainya.
Selain itu, Surya Saputra selaku bintang tamu, berhasil dipermalukan oleh Rafik, pemain rubik atau cuber tunanetra, sewaktu diberi tantangan mengadu kecepatan untuk menyelesaikan rubik dalam kondisi teracak.
Pada acara ini, kartunet meresmikan kerjasama dengan L’Occitane Indonesia. Perusahaan kosmetik dari Perancis yang menjual perlengkapan kecantikan dan perawatan tubuh serta kulit ini menyadari bahwa pentingnya kepedulian dan apresiasi terhadap kegigihan kaum disabilitas, terutama yang terus bersemangat dan tidak bergantung kepada orang lain, sebagai bukti bahwa kaum disabilitas juga mampu hidup mandiri. (Ifa)
editor: Rafik Akbar
