Jakarta – Sejumlah 20 orang anggota Komunitas Kartunet mengikuti pelatihan wirausaha yang diadakan oleh Kementrian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM) di Hotel Grand Menteng, Jakarta 7 – 9 November 2014. Pelatihan yang merupakan program pemberdayaan masyarakat ini dihadiri oleh total 35 peserta penyandang disabilitas seperti tunanetra, tunadaksa, dan tunarungu.
Pelatihan ini bertujuan untuk mendorong kewirausahaan di kalangan penyandang disabilitas dan meningkatkan produktivitas mereka agar mampu bersaing. Dalam sambutannya, Asisten Deputi Bidang Sumber Daya Manusia, Afrizal Kusai, mengakui bahwa pemberdayaan untuk penyandang disabilitas selama ini masih belum digarap optimal.
“Dengan pelatihan ini, mereka bisa memanfaatkan waktu yang ada tanpa tergantung pada pihak lainnya untuk melakukan kegiatan yang produktif,” ungkap Afrizal dalam sambutan yang sekaligus membuka pelatihan wirausaha untuk penyandang disabilitas yang berlangsung selama tiga hari.
Selama pelatihan, peserta dibimbing tahap demi tahap untuk mengembangkan sebuah usaha. Dimulai dengan pengenalan potensi diri, motivasi mengatasi mental barrier, prinsip-prinsip menjadi seorang wirausaha atau entrepreneur, hingga menyusun business plan, manajemen keuangan, dan menjaga kualitas produk. Sebelum mengikuti pelatihan, para peserta sudah diminta untuk menyusun business plan sederhana. Sehingga mereka sudah ada gambaran mengenai usaha yang sedang dikembangkan, lantas mendapatkan input dan saran dari para trainer.
Dari total 35 peserta, 20 di antaranya adalah peserta yang berasal dari Komunitas Kartunet. Kartunet berkomitmen untuk menjadi komunitas para penyandang disabilitas yang produktiv dan inovatif dengan mengembangkan potensi yang dimiliki melalui teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Salah satu kelompok yang ada di Komunitas Kartunet yang akan dikembangkan adalah kelompok wirausahawan berbasis TIK.
“Pelatihan ini adalah batu loncatan untuk melahirkan para entrepreneur penyandang disabilitas yang dapat bersaing menggunakan TIK.” ujar M Ikhwan Tariqo, ketua Komunitas Kartunet 2013 – 2015.
Pemerintah berharap pelatihan kewirausahaan ini menjadikan para penyandang disabilitas tidak lagi bergantung terhadap lowongan pekerjaan disebuah perusahaan atau Pegawai Negeri Sipil, tetapi bisa menciptakan lapangan kerja sesuai dengan keahlian mereka masing-masing. Pada akhir pelatihan, para peserta juga diharapkan mampu membuat perencanaan bisnis dan dapat diajukan ke Kementerian Koperasi dan UKM untuk dinilai, serta mendapatkan dana bantuan dari pemerintah
Selain diberikan pelatihan peningkatan produk, kementerian juga akan memberikan suntikan modal bagi para peserta. Mereka akan diberi dana stimulan antara Rp 5.000.000 hingga Rp 15.000.000 per usaha. Dana tersebut besarannya disesuaikan dengan potensi pengembangan usaha dan modal yang diperlukan.
Sementara itu, salah satu peserta Toto Sugihatno mengatakan pelatihan ini sangat bermanfaat untuk peningkatan pengelolaan kewirausahaan. Dia berharap pelatihan tersebut ada tindaklanjut dengan adanya pendampingan dari kementerian Koperasi dan UKM.
“Stimulan dana ini bisa dimanfaatkan untuk pengembangan usaha yang ada di kelompok kami,” ujar Toto yang merupakan peserta tunanetra.
Menurut dia, dengan adanya suntikan modal antara Rp5-10 juta per orang maka bisa mengembangkan usaha kerajinan yang telah dilakukan selama ini. Dengan pelatihan ini, dia juga berharap bisa saling berbagi pengalaman antara peserta pelatihan.
pasca pelatihan ini, para peserta akan tergabung dalam kelompok wirausaha Kartunet berbasis TIK. Sehingga mereka dapat tetap terhubung, berbagi, dan mengembangkan usaha dengan akses informasi sumber daya yang tersedia. Adapun dana bantuan modal dari Kementrian Koperasi dan UKM dijanjikan akan turun sebelum tahun 2014 berakhir.(DPM)