Jakarta, Kartunet.com – Garuda Indonesia, sebagai salah satu maskapai nasional terbaik di Indonesia, berkomitmen untuk meningkatkan layanan pada penyandang disabilitas. Hal tersebut diwujudkan dengan mengadakan workshop bertema “Peranan Garuda Indonesia dalam Menciptakan Masyarakat Inklusif di Indonesia” di Wantilan Convention Center, Sanur Beach Hotel, Bali (7 Februari 2013).
Acara yang dihadiri oleh mantan komisioner Komnas HAM Saharudin Daming ini diikuti oleh sekitar 110 orang penyandang disabilitas dan frontliner Garuda Indonesia. Tujuan dari workshop ini adalah mendiskusikan hak-hak, prosedur dan kewajiban para disabilitas sebagai penumpang transportasi udara, serta sosialisasi layanan maskapai bagi para disabilitas. Pak Daming pun berharap dengan kegiatan ini akan meningkatkan kualitas pelayanan Garuda Indonesia kepada pelanggan dengan disabilitas, tanpa mengurangi aspek keselamatan.
Selain para peserta yang berasal dari kelompok dan individu disabilitas, seminar yang dilaksanakan oleh Garuda Indonesia Training Center (GITC) ini menghadirkan Agus Suherman, Kepala Bagian PKBL Kementerian BUMN dan Taufik Hidayat, General Manager Branch Office Denpasar Garuda Indonesia.
Workshop di Bali ini adalah kota keempat dari rangkaian kepedulian Garuda Indonesia pada disabilitas di tiga kota sebelumnya pada tahun 2012 dan Januari 2013. Sejak awal Desember 2012, Garuda Indonesia sudah mengadakan acara serupa di Makassar, Medan, dan Surabaya.
Pada kegiatan di Medan (20 Desember 2012), Vice President (VP) Learning & Development PT Garuda Indonesia (Persero) M Fajar Siddik, memaparkan tujuan dari kegiatan ini yang tidak hanya bermanfaat bagi penyandang disabilitas, melainkan juga bagi peningkatan kualitas layanan Garuda Indonesia.
“Ini salah satu wujud komitmen Garuda untuk senantiasa memberikan pelayanan terbaik bagi setiap pengguna jasa. Dengan adanya seminar ini, para frontliner Garuda akan lebih siap dalam melayani pelanggan—dalam hal ini penyandang disabilitas—secara maksimal sesuai dengan kebutuhan mereka,” jelas Fajar Siddik.
Berbagai kegiatan sosialisasi yang diadakan Garuda Indonesia tersebut menunjukkan iktikad maskapai plat merah tersebut untuk meningkatkan pelayanan pada penyandang disabilitas. Ketika masih ditemui adanya perlakuan diskriminatif di lapangan, hal tersebut perlu dipahami sebagai tantangan untuk membuat Garuda Indonesia lebih baik. Tugas masyarakat untuk selalu memberikan koreksi dan masukkan mengingat sudah ada kebijakan yang pro pada disabilitas.
Contohnya, kejadian perlakuan diskriminatif yang belakangan ini kembali dilakukan pihak Garuda Indonesia kepada Cucu Saidah (38), pengguna kursi roda, pada penerbangan GA 205 dari Yogyakarta ke Jakarta (9 Maret 2013). Saat itu korban yang juga aktivis penyandang disabilitas diharuskan pihak maskapai menandatangani surat keterangan sakit dan mengalami kerugian karena perlakuan yang kurang layak pada kursi roda. Semoga peristiwa ini dapat menjadi masukan yang berharga untuk Garuda Indonesia dan maskapai domestik lainnya di Indonesia. (DPM)
Editor: Muhammad Yesa Aravena
Garuda adalah perusahaanpenerbangan terbaik dantertua di Indonesia. Sudah sepantasnya Garuda memberikan pelayanan yang terbaik kepada semua penumpangnya, termasuk penumpang disabilitas. Apalagi kalau Garuda ingin diperhitungkan di dunia internasional. Bapak saya adalah mantan teknisi garuda. Saya senang kalau perusahaan tempat bapak bekerja mau memberikan layanan terbaik untuk para disabilitas.
tentu, sangat disayangkan jika maskapai elit seperti Garuda Indonesia tak dapat memberikan contoh baik pada pelayanan bagi penumpang dengan disabilitas bagi maskapai2 domestik di Indonesia