Klasifikasi Tunanetra

Jakarta, Kartunet.com – Berbeda dengan yang diketahui oleh masyarakat umum, klasifikasi tunanetra yang akan dituliskan di bawah ini cukup beragam. Klasifikasi ini bukan untuk menyekat-sekatkan tunanetra, melainkan sebagai starting point (titik dimulainya) asesmen agar mempermudah dalam menyediakan pelayanan pendidikan khusus.


 


1. Berdasarkan waktu terjadinya ketunanetraan


a. Tunanetra sebelum dan sejak lahir Adalah individu yang dilahirkan dalam keadaan tanpa pengelihatan, sehingga mereka tidak memiliki pengalaman pengelihatan.


b. Tunenetra setelah lahir atau pada usia dini Adalah individu yang sempat memiliki pengelihatan, tapi pengelihatannya hilang di usia dini. Tunanetra jenis ini telah memiliki kesan-kesan serta pengalaman visual, tetapi belum kuat dan mudah terlupakan.

Baca:  Memahami Berbagai Macam Kebutuhan Tunadaksa

c. Tunanetra pada usia sekolah atau remaja Adalah individu yang miliki kemampuan dan pengalaman visual dan kehilangan kemampuan pengelihatannya pada usia remaja. Individu yang kehilangan pengelihatan pada usia remaja seperti ini biasanya meninggalkan pengaruh positif dan negatif yang mendalam dalam proses perkembangan pribadinya. Pengaruh negatif yang timbul bisa berupa pengurungan diri dari dunia luar dan percobaan bunuh diri sebagai bentuk penolakan pada takdir. Pengaruh positif yang muncul adalah menjadikan remaja tersebut tumbuh sebagai remaja yang tangguh.


d. Tunanetra pada usia dewasa Adalah individu yang kehilangan kemampuan pengelihatannya pada usia dewasa. Biasanya, tunanetra jenis ini memiliki kesadaran untuk melakukan berbagai latihan penyesuaian diri terhadap ketunanetraannya.


e. Tunanetra pada usia lanjut Adalah individu yang kehilangan pengelihatannya pada usia lanjut dikarenakan faktor usianya. Sebagian besar tunanetra jenis ini sulit mengikuti latihan-latihan penyesuaian diri terhadap ketunanetraannya.


 


2. Berdasarkan kemampuan daya pengelihatannya


a. Tunanetra ringan (low vision) Adalah individu yang mengalami hambatan pengelihatan, tetapi masih mampu mengikuti kegiatan yang menggunakan fungsi pengelihatannya.


b. Tunanetra setengah berat (pastially sighted) Adalah individu yang kehilangan sebagian daya pengelihatannya. Akan tetapi, tunanetra jenis ini masih bisa mengikuti kegiatan pendidikan biasa dan mampu membaca tulisan yang bercetak tebal dengan alat bantu kaca pembesar.


c. Tunanetra berat (totally blind) Adalah individu yang sama sekali tidak dapat melihat.


 


3. Berdasarkan pemeriksaan klinis


a. Tunanetra yang masih memiliki ketajaman pengelihatan antara 20/70 sampai dengan 20/200, dan pengelihatannya dapat diperbaiki melalui beberapa alat bantu


b. Tunanetra yang memiliki ketajaman pengelihatan kurang dari 20/200 dan atau memiliki bidang pengelihatan kurang dari 20 derajat.

Baca:  Gangguan pada Koordinasi Perkembangan Anak

 


4. Berdasarkan kelainannya


a. Myopia (rabun jauh) Adalah individu yang memiliki hambatan melihat objek dalam jarak jauh dan masih bisa diperbaiki dengan kacamata minus.


b. Hypermiopi (rabun dekat) Adalah individu yang memiliki hambatan melihat objek dalam jarak dekat dan masih bisa diperbaiki dengan kacamata plus.


c. Astigmatisma Adalah individu yang memiliki gangguan dalam bentuk kornea matanya yang tidak teratur dan berpengaruh pada kesimetrisan pengelihatan. Sehingga perlu diperbaiki dengan kacamata silinder.(Nir)


Editor: Risma

Bagikan artikel ini
Lisfatul Fatinah
Lisfatul Fatinah

Guru pendidikan khusus yang senang mengajar, menulis, dan menonton film.

Articles: 40

Leave a Reply