Jakarta, Kartunet.com – Menginjakkan kaki di tahun 2012, berarti bertambahlah satu tahun usia Kartunet Community Indonesia. Enam tahun sudah KARTUNET berkiprah di belantara internet sebagai sebuah website yang didirikan secara independen oleh kaum tunanetra. Sebuah perjalanan panjang telah dilalui hingga kartunet.com dapat bertahan hingga kini dengan terus melakukan perbaikan di setiap bagiannya.
Perjalanan ini tidak lepas dari perjuangan keras keempat pendirinya. Berawal dari buah pemikiran Irawan Mulyanto, pria kelahiran Bogor, Juni 1974. Bersama dengan para tunanetra lain, pria yang akrab disapa Iwa ini mendirikan website tunanetra. Iwa sendiri divonis terinfeksi glaukoma pada tahun 2000. Kondisi penglihatannya menurun drastis hingga tahun berikutnya. Kini ia benar-benar sudah tak mampu lagi melihat.
Sedih, kecewa, dan terpukul, tentu sempat dirasakannya. Bagaimana tidak, ia harus kehilangan penglihatan dua minggu sebelum resepsi pernikahannya. Dari segi pekerjaan, Iwa hampir saja dipromosikan untuk naik jabatan. Akan tetapi, pekerjaan sebagai bartender tidak mungkin lagi dapat ia jalani dengan kondisi penglihatan yang semakin memburuk. Walhasil, ia kehilangan pekerjaan pasca acara pernikahannya.
Menjalani hidup baru tanpa indra penglihatan bukanlah sesuatu yang mudah. Belum lagi istri Iwa saat itu agaknya kurang dapat menerimanya. Kondisi tersebut membuat ia semakin frustasi. Keinginan untuk mati sempat terlintas dalam benaknya. Namun ia merenungi semuanya kembali. Rela atau tidak, ikhlas atau tidak, semua telah terjadi. Akhirnya Iwa belajar untuk rela dan ikhlas menghadapi hidup barunya sebagai tunanetra.
Mei 2001, Iwa memperoleh informasi dari seorang teman mengenai Yayasan Mitra Netra. Di sanalah Iwa mulai mengenal banyak tunanetra, berbagi informasi dan motivasi dalam menjalani hidup sebagai tunanetra. Suatu ketika, seorang teman berkata bahwa hanya Iwa satu-satunya tunanetra yang memiliki e-mail dan friendster. Iwa ingin sekali membuktikan pada temannya tersebut bahwa saat ini tunanetra telah akrab dengan teknologi. Ia memikirkan sebuah sarana pembuktian yang dapat dikunjungi kapan saja dan oleh siapa saja. Website pun menjadi pilihan Iwa.
Tahun 2005, Iwa berjumpa dengan Aris, salah satu pendiri KARTUNET yang lain. Iwa mengutarakan pemikirannya mengenai website yang dikelola bersama oleh para tunanetra. Mengingat website semacam ini belum pernah ada, Aris pun setuju. Ia mengajak Riqo dan Dimas untuk bergabung. Akhirnya berdirilah kartunet.com pada 19 Januari 2006.
Di antara keempat pendiri, Iwa memiliki kemampuan teknologi yang paling minim. Oleh karena itu, ia memilih peran sebagai penasihat serta berusaha mempromosikan kartunet.com pada siapa saja. Website karya tunanetra merupakan sesuatu yang baru saat itu. Sayangnya, tak cukup menarik perhatian. Banyak orang yang sudah Iwa undang untuk berkunjung, namun tak cukup membuahkan hasil yang diharapkan. Mengingat popularitas saat ini, siapa sangka bahwa kartunet.com pernah memiliki pengunjung yang tak lebih dari 10 orang dalam sehari.
Seiring berjalannya waktu, isi dan tampilan website kartunet.com terus diperbaiki. KARTUNET juga mulai dikenal oleh media lain, hingga sempat tampil di acara Kick Andy, Metro TV pada tahun 2008. Meski demikian, Iwa sempat berpikir apakah yang selama ini ia lakukan bersama KARTUNET tersebut ada manfaatnya atau tidak, apakah ada orang yang membaca kartunet.com, atau apakah kehadiran website ini berpengaruh pada kemajuan disabilitas. Pertanyaan batin Iwa tersebut pun terjawab dengan sendirinya.
Pada acara perayaan HIPENCA 2008, Iwa berkenalan dengan seorang wanita yang menjadi volentir di acara disabilitas tersebut. Wanita itu mengaku bahwa hatinya terpanggil menjadi voulentir setelah membaca kartunet.com. Lega rasanya hati Iwa saat itu. Ternyata apa yang ia lakukan bersama teman-teman KARTUNET sejauh ini tidaklah sia-sia.
Kini pria yang bekerja sebagai oprator telepon di Metro TV tersebut, masih berperan sebagai pembina di KARTUNET. Pasca perpisahan dengan istri pertamanya tiga tahun silam, Iwa pun tengah menjalani pernikahan keduanya dengan Vina Ridwan, seorang wanita tunanetra yang dipinangnya pada Juni 2011. Pasangan berbahagia tersebut saat ini sedang menantikan kelahiran buah hati mereka beberapa bulan lagi.
Iwa sangat bangga dengan kemajuan KARTUNET saat ini. Ia berharap KARTUNET dapat terus berkembang sebagai jembatan bagi para penyandang disabilitas, juga menjadi pelengkap di dunia disabilitas dengan gaya anak muda yang maju dan modern. Jauh kedepan, Iwa berharap kartunet.com dapat dikenal semua orang sebagai website karya tunanetra. Seperti halnya huruf Braille yang dikenal sebagai huruf untuk tunanetra selama berabad-abad. (RR)
editor: Herisma Yanti
Ada pengharapan bagi orangtua seperti saya yg memiliki anak dengan glaukoma diusia 10 tahun. Jika dia sudah mengerti yg akan terjadi pada dirinya nanti, saya akan mengenalkan dunia kartunet untuknya. Dan dia akan bertemu dengan teman2 seperjuangan. Terimakasih untuk penemu kartunet.
ini keren lho kalo kegiatan mencari dan menuliskan prestasi dari profil penyandang disabilitas di Indonesia. Sebab banyak yang memiliki potensi dankarya tapi tidak diketahui oleh masyarakat. Di sana peranan media warga.