Jakarta, Kartunet – Salah satu founder Kartunet, Dimas Prasetyo Muharam menerima apresiasi Young Change Makers Awards 2011 yang diadakan oleh Ashoka Indonesia. Pada awal Februarikemarin, proses induction yang merupakan ajang penghargaan sekaligus perkenalan para Young Change Makers diadakan di At America, Pasific Place, Jakarta.
Ashoka adalah jejaring internasional bagi para wirausahawan sosial (social entrepreneur) yangmemiliki visi untuk memajukan kehidupan masyarakat menjadi lebih baik. Dalam Ashoka, ada yang dinamakan Fellow Ashoka dan Young Change Makers. Fellow adalah mereka yang sudah senior dan mapan dalam membangun kewirausahaan sosial dan dapat menjadi inspirasi bagi orang di sekitarnya. Sedangkan Young Change Makers (YCM), adalah para anak muda usia 12 – 25 tahun yang memiliki gagasan sosial dan perlu difasilitasi agar lebih memantapkan lagi kegiatannya serta diberi wadah berjejaring. Ashoka sendiri dapat jadi media jejaring para YCM ke para Fellows atau pihak-pihak lainnya.
Berikut pengumuman yang dibuat oleh Ashoka untuk memperkenalkan para Young Change Makers angkatan 2011 ke publik diambil dari blog resminya http://ycm-ashoka.blogspot.com
Ashoka Indonesia mengumumkan 22 anak muda yang bergabung dalam Ashoka Young Changemakers 2011 atas gagasan perubahan yang diinisiasi di Indonesia di bidang kesehatan, anti korupsi, lingkungan, hak asasi manusia, pendidikan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat. Young Change Makers menginspirasi kita bahwa “setiap orang adalah pembawa perubahan” .
Lebih dari 231 kandidat berproses pada Ashoka Young Changemakers sepanjang tahun 2011 yang berasal dari berbagai jalur penominasian di antaranya : aplikasi terbuka, program sekolah pembaharu muda (SPM) di 60 sekolah se Jawa,kolaborasi bersama Transparency International-Club SPEAK, dan searching selection. Pada awal tahun 2012 Young Changemakers telah berproses bersama 40 kandidat dan 20 Panelis yang terdiri dari para wirausahawan sosial, praktisi korporasi (Boehringer Ingelheim), perwakilan Transparency International, dan akademisi untuk memastikan 22 anak muda terpilih dan bergabung dalam komunitas Young Changemakers.
Hasilnya sangat membanggakan dan membuat bangsa Indonesia optimis dengan generasi mudanya, 15 anak muda pembawa perubahan ini berusia remaja (12-18 tahun) atau duduk di bangku SMP & SMA. Apa yang mereka gagas sudah berdampak pada ratusan remaja lain, puluhan sekolah bahkan guru dan orang dewasa. Sisanya, 7 anak muda lain adalah pencetus gagasan sosial berkategori middle up yang sudah berjalan 2-3 tahun dengan dampak yang lebih luas dan sistem yang lebih kuat.
Para Ashoka Young Changemakers ini telah pula memenuhi 3 kriteria seleksi Ashoka yang meliputi:
- The idea – Inisiatif di prakasai dan dipimpin oleh kaum muda dan dirancang untuk berkelanjutan secara kelembagaan dan finansial dengan penetapan tujuan jangka pandak dan jangka panjang yang jelas. Apakah inisiatif cukup inovatif? Apakah cukup realistis untuk dilakukan? Dan apakah dapat menginspirasi sesama kaum muda untuk membuat perubahan?
- The Social Impact – Gagasan pembaharu muda diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi komunitas dan secara nasional berpotensi menunjukkan bahwa kaum muda menjadi sumberdaya masyarakat. Apakah gagasan dapat menjawab permasalahan yang dialami masyarakat? Apakah gagasan berpotensi memberikan perubahan yang nyata bagi masyarakat? Apakah inisiatif cukup sederhana untuk direplikasi?
- The Person
- Applied empathy – apakah motivasi yang dimiliki betul-betul untuk membantu sesama? Apakah kandidat merupakan orang yang bisa dipercaya?
- Leadership – Apakah Kandidat mengembangkan kegaitan yang relastis? Bagaimana kandidat mampu memimpin dan gigih menjalankan programnya?
- Teamwork – Bagaimana kandidat mampu bekerjasama dengan orang lain, apakah kandidat mampu berkomunikasi efektif dengan anggota kelompoknya?
Penerima penobatan Ashoka Young Changemakers 2011 adalah sebagai berikut:
Gagasan Sosial Kaum Muda bidang Kesehatan & Kesehatan Lingkungan
- Wahyu Oktavia (16), Gresik – Mengajak masyarakat untuk kembali meminum minuman sehat lewat produksi jamu dan aktivitas edukasi kepada ibu-ibu dan anak
- Ria Putri Primadanty (13), Bandung – Membuat Jamban Bersih, Sehat, Jujur (Jamban BSJ) untuk mencegah kanker serviks pada remaja putri
- Arlian Puri Anggraeni (13), Bandung – Mengembangkan Zero Waste Event di Sekolah berbasis partisipasi masyarakat
- Devi Aurora (13), Surabaya – Mengajak masyarakat untuk mencegah diabetes dengan membuat Cookies sehat dan warung organic disekolah
- Khairunnisa (14), Surabaya – Mempopulerkan kembali makanan tradisional khas gresik menjadi makanan sehat, murah dan praktis bagi masyarakat
- Mustari Hamdi (16), Bekasi – Mobilisasi alat penjernih air sederhana bagi masyarakat Bekasi Utara
- Cendy Agustin (13), Jombang – Pemantauan dan penginformasian kualitas air sungai Hulu untuk mengajak masyarakat menjaga sungai bersama
- Ima Rohmatul A (16), Gresik – Membuat gerakan pacaran sehat dengan edukasi kreatif untuk mencegah kehamilan di usia dini pada teman sebaya
- Dody Iswandi Mauliawan (19), Yogyakarta – Mengembangkan sistem donor darah berkelanjutan melalui database-antar-jemput pendonor kepada pasien di bangsal kanker anak
- Ridwansyah Yusuf Ahmad (24), Jakarta – Memotivasi keluarga dan anak penderita kanker serta menyediakan informasi kesehatan untuk pengobatan berkelanjutan
- Mahfud (17), Jombang – Menjaga mata air di hutan desa Mbeji – Wonosalam melalui penanaman kembali bibit pohon lokal dan aktivitas detektif hutan
- Nur Cahyati (17), Surabaya – Memobilisasi agen perubahan lingkungan hidup dari SD, SMP dan SMU di kecamatan Gresik
- Pasoari Widiastuti(17), Malang – Melakukan edukasi lingkungan hidup secara berkelanjutan di 23 SD untuk membentuk klub lingkungan hidup di SD kota Malang
- Sesario Bayu M (22), Solo – Mewujudkan kampung hijau melalui aktivitas pendampingan pengolahan sampah pada masyarakat
- Desi Pusitasari (14), Surabaya – Mendorong perubahan perilaku hidup hijau dan sehat melalui siaran radio hijau di sekolah
Gagasan Sosial Kaum Muda bidang Pendidikan dan pemberdayaan Kaum Muda
- Aviandi Adi Nugraha (16), Bandung – Meningkatkan kepercayaan diri dan kontribusi anak panti di masyarakat melalui kegiatan kreativitas seni, teater, music dengan tema lingkungan hidup
- Lily Kusuma (19), Surabaya – Mengentaskan buta aksara pada masyarakat berusia 30-40 tahun melalui metode baca tulis custom dan kreatif
- Suniaty (22), Bandung – Meningkatkan integritas, rasa percaya diri serta kreativitas anak melalui rumah edukasi berbasis Budi pekerti-Nasionalisme-lingkungan hidup
Gagasan Sosial bidang Pemberdayaan ekonomi
- Sugeng Handoko (23), Yogyakarta – Optimalisasi potensi alam Desa untuk Masyarakat melalui paket wisata api Gunung Purba
- Yayut (16), Tulungagung – Mengajarkan keterampilan tata busana kepada anak putus sekolah untuk dapat hidup produktif di tengah masyarakat
Gagasan sosial kaum muda bidang Hak asasi Manusia dan Anti Korupsi
- Dimas Prasetyo Muharam (22), Jakarta– Menyediakan ruang berkarya dan berkreasi bagi para penyandang disabilitas melalui media menulis di web dan portal kartunet.com
- Hning Cita Langit (16), Jakarta – Mendorong perbaikan kualitas layanan pendidikan warga sekolah dan guru melalui reward guru terbaik
Kegiatan ini bertujuan untuk mendukung para anak muda penggagas inovasi sosial yang berusia 12-25 tahun. Bentuk dukungan yang diberikan antara lain seed funding yang bisa dikembangkan di masa datang, pengembangan kapasitas melalui peer mentor, Coaching bersama Ashoka Fellow (Senior Social entrepreneur) dan akses jejaring dengan program Youth Venture di Ashoka Global.
Terima kasih kepada pihak Ashoka yang sudah memberi kesempatan dan apresiasi pada Kartunet. Semoga prestasi ini dapat lebih memotivasi Kartunet berbuat yang terbaik untuk komunitas dan bangsa Indonesia. Semoga di kemudian hari, lahir para pembaharu muda dari kalangan disabilitas, atau masyarakat umum yang peduli dan berempati untuk ikut memajukan rekan-rekan penyandang disabilitas.
Selamat
wah keren
semoga semakin segudang prestasinya
amin