kenal dengan Nij akhirnya terbuka kembali secara otomatis sehingga kami bisa saling berkomunikasi bahkan ada yang malah menjadi anak buah saya.
Mereka semuanya berwujud kepala berular dengan muka seperti kuda, berbadan seperti manusia, berkuku seperti saya, seorang manusia tentunya, bukan Nij loooh….hehe.
Namun, para Nij ini malah membuat saya pusing, karena energi mereka yang dahsyat dan dikendalikan oleh para penyihir yang mengikat leher mereka dengan kain berwarna emas kecoklatan yang saya ketahui dari pikiran mereka “Yang mulia, lihatlah penyiksaan kami….kasihani kami….tolong kami…., maafin kami, namun sakit ini….harus kami lampiaskan”. Pikiranku menjawab “Lakukan sajalah, kasihan kalian dan juga diri ini, namun, apalah daya, pasti perbuatan para dinasti”.
Mereka yang setia pada Tingit ternyata ada yang melapor dan yang ingin merebut kekuasannya, Pangeran itu bernama Uyek. Uyek adalah seorang pria yang cantik, senang berdandan seperti para wanita, tinggi seperti tiang Istana.
Awalnya Uyek merasa takut karena Tingit pernah berkata mengenai adanya ramalan dari para penyihir mengenai akhir dari kerajaan Bumi. Uyek kini memimpin di Kerajaan Langit yang terbentuk karena kegilaannya yang sembarangan menulis serta di tolong oleh para penyihir dari keluarganya sendiri. Namun, saya mengucapkan banyak terimakasih pada Uyek khususnya, karena telah membantu memperkenalkan perkamen yang berbentuk seperti kulit kelinci yang lembut, ringan seperti kapas ke dalam Kerajaan kami, Kerajaan Bumi.
Sebenernya, Uyek sudah menyayanginya sejak dulu, seperti perasaannya Tingit kepadanya saat pertama kali bertemu. Uyek pernah membantu Tingit melalui sahabatnya untuk menyingkap secuil remah rahasia yakni surat hantu yang bertulis Uyek to Tingit. Taukah bro? Uyek rela melanggar aturan dengan menerobos ke dalam Istananya dengan penjagaan yang begitu ketatnya terpencil dan memanggil “Seok” dari salah satu kamar diantara 1000 kamar di sebelah kanan dan kiri.
Uyek juga menguntil kemana-mana, loh bro, Tingit bisa merasakan kehadirannya, pertama saat berjalan menuju rental kuda untuk menempuh perjalanan ke desa terpencil untuk main ke penduduk yang gila.
Kehadiran kedua, saat Tingit mencoba mencari sekeping emas di bilik senjata dan ikit masuk saat sempat menginap di rumah salah satu pekerjanya yang baik memberikan Tingit makanan dan minuman gratis, serta dipinjami pakaiannya. Kehadiran ketiga, saat mendengar dari drama pantomim di Kerajaan Iuch. Kehadiran yang keempat saat tiba di Kerajaan Pulau Tidung suaranya yang begitu menghibur dengan berteriak “Tingit, jalan-jalan yuk” yang saya cuekin sambil melenggang ke kanan karena sedang bersama Raja Sendok, Ratu Garpu, Piring dan. Kubu. Seneng gimana gitu….ngeri dag dug dug serr…..Sumpah bro, Uyek udah kaya ekor naga ya bro?