benteng dan terbang menindih orang yang mencuri ngumpet disana dan sekitaran situ, habis bro, haha.
Tinggallah seorang yang tersisa, yakni Raja Gozo yang merupakan pemimpin dari Kerajaan Lajadi mempunyai tanda di keningnya yakni tulisan Uyre di pipi kanannya yang tembeb seperti bakpau dengan janggut yang lebat, mata berwarna kuning langsat, bertubuh sedang yang berhasil menculik beberapa penduduk dan memilih untuk kabur tabrak lari.
Kerajaan Bumipun berlimpah kembali, setelah diizinkan menginap selama sehari, Raja Gozo pun pergi dan kembali ke Istananya di Kerajaan Lajadi yang disihirnya kembali menjadi menghilang dari jangkauan penglihatan.
Setelah sibuk melayani tamu, khusus, Kerajaan Bumi pun kembali ke kondisi awal setelah sempat dikuasai oleh Raja Gozo yang membingungkan semua orang selama seminggu, dan ketika Tingit menjadi Ratu yang kedua kalinya di Kerajaan Bumi, hasil pertanian dan perikanan kembali berlimpah ruah dengan makanan bertebaran dimana-mana, alam bersahabat, uang ngalir melulu, emas, perak, permata, harga semua turun dan merakyat, dan semua kekayaan alam di persembahkan setengahnya kepada persembahan kami yakni Raja Halla dan sebagai ucapan terimakasih, para rakyat memberikan upeti beraneka rupa yang saya kembalikan ¾ nya pada rakyat yang membutuhkan dengan menyalurkan sendiri dan lewat para punggawa.
Raja penyihir pun berganti karena beliau wafat dibunuh dengan sihir Raja Gozo yang dahsyat. Saat perekrutan terjadi perduelan sihir yang sengit yang mengakibatkan pergesaran bintang dengan cepat. Terpilihlah anak dari raja sebelumnya yang bernama Suhbekhr.
Pelantikanpun dilaksanakan di Istanaku seperti biasa saat Tingit melantik semua pejabat dan penduduk yang telah melindungi Kerajaan Bumi dan rela kehilangan sanak keluarganya dan mereka hidup sendirian.
Orang-orang dengan tulisan Uyre di beberapa bagian tubuhnya, ada yang di kening, ada yang dilengan, ada yang di kaki, ada yang di leher, ada yang di pipi, tiba-tiba muncul di luar Istana dan menentang keras pemimpin perempuan karena dianggap lemah karena cuma bisa merayu dan menangis sebagai senjata “Hoi, pemimpin seharusnya adalah lelaki, seperti hokum Halla bukan? Kalian para lelaki kenapa lemah begitu? Kasihan deh luh!”, namun para prajurit diminta untuk membiarkan mereka berteriak sesuka hati dan saya juga diamkan.
Mereka mulai mengganggu saat perayaan menyembah Raja Halla, keresahan penghuni Kerajaanpun membesar, karena mereka menggunakan alasan “Perempuan itu yang menjadi Ratu kalian hobinya berhura-hura, saat kalian sedih apakah beliau membantu?”,”Tidak! Malah menjoroki kami dengan terus berbahagialah”. “Masuklah ke aliran kami, mereka itu sesat! Halla cuma rekayasa, segala puja untuk Raja Gozo!”.