“Beneran, kita bebas, bebaaas, yeeeee, ups Putri Tingit, sebagai ucapan terimakasih, dan karena pemimpin kami sudah dibunuh, guna menghindari perpecahan diantara kami yang saling berbeut kekuasaan, maka kami bersedia mengabdi, hidup yang mulia….hiduuup….”. “Hihihi, lucu, santai aja, yuk ke Pangeran Huter karena surat hantunya mengundang kita untuk mengikuti pelantikannya sebagai Raja dan dapat hadiah, makan enak mau, mau? Masak makan ikan mulu, aku aja bosen, kalau kalian?”, “Samaaa…hayuuuu” sambil berjalan ke Istana.
Pelantikan diakhiri dengan perkataan Raja baru Kerajaan Mamprle, “Terimakasih Tingit karena sudah mengembalikan tahta kepada aku dan menyerahkan setengah prajuritmu kepadaku, kalau butuh bantuan tolong bilang saja ya…..oh iya, aku tadi mendapatkan surat hantu dari Kerajaan Mash, kalian yang ber8000 orang diminta kesana”,”Baik, terimakasih atas wejangan panganan yang wenak ini bro, tunggu surat hantu dari ku, muach”.
“Tingiiiit, astaga, makin cantik aja, buset 8.000 orang banyak amat dari 1.000 awalnya berarti.…menjadi…”, “8x lipet bro, keren kan? Yoi dooong….Tingit gitu, kangen deh sama Uyek sama kamu dan Simnal.”, “Astaga naga, dapat Kerajaan akhirnya Uyek, bentar bro, Simnal keluar duuung”,”Huk, aum” suara dentuman singa kesayanganku pun muncul dan berdiri di antara kami. “Tingiiit, main yuuuk”, “Loooh, Uyek, katanya Raja dari Kerajaan Mash bilang kamu butuh bantuan, ngapain emang?”, “Main doing kok, habisan aku kesepian….”, “Astagaaaa, gila bro, kirim surat hantu buat main? Hayuklah, aku jenuh juga cius mulu, yuk bro”.
Main deh kami berdua sama Simnal, kejar-kejaran, petak umpet, loncat-loncatan, daaaaan Uyek yang menang loooh, hiks, hebat dia bro, maklum punya sihir khusus siiiih. Dan kami yang kalah mesti mengikuti permintaannya selama seharian. Kami diminta untuk bermain lagi sampai besok hari.
Hari itu adalah hari paling gelap sepanjang Zaman yang mengerikan. Terlihat dan terdengar suara auman saat Tingit menoleh ke Kerajaan Putih Su. “Auuuum….hi’i….” dan Rembulanpun berubah menjadi merah darah yang hitamnya pekatnya bukan main, ternyata itu dari kerajaan Putih Su, “Putri Tingit yang kepintarannya luar biasa, maafkan saya yang mengubah seenaknya, saya adalah penyihir yang paling berkuasa di kerajaan kita, namaku adalah Raja Ogidni yang beristri Ratu Nukud, jujur, kami terpaksa menyihir bulan purnama menjadi seperti itu, karena kami ketakutan pada para penguasa kami yang membabat semua keturunan kami hingga habis dengan aturannya, kami tinggal sedikit, toloooong, keluargamu semuanya sudah dihabisi karena berusaha merubah Kerajaan dan memberantas yang telah mencuri dan berbohong secara diam-diam dan terang-terangan” menggema hingga ke seluruh kerajaan.
Suara lain membuat bulu kuduk kami merinding, saya membawa para pelayan kerajaan Bumi yang setia melindungi, bahkan ada yang mati dalam perjalanan karena melindungi saya dari fitnah yang keji, walaupun sejujurnya, Tingit merasakan kesedihan yang mendalam, kenapa harus berkorban untuk putri gila? Saya hanyalah penulis gila yang bukanlah siapa-siapa dan cuma rakyat jelata.