putaran itu, aku berada di Kerajaan Akaren dulu, masuk Agrus terus balik lagi, atau Tingit masuk ke golongan tengah karena gila.
Padahal aku sendiri menyadari sebagai manusia biasa, kenapa bisa tahu ya bro? Tingit juga mendengar bahwa kematianku nanti karena Rajanya. Rajanya merasa hebat bisa merubah takdir aku dan semua orang, membuka rahasia, dan menguasai dunia dengan pikirannya yang semakin lama semakin ngawur dan menggila. Tapi kan hanya Raja Halla yang tahu semuanya, gila bro, Tingit menjadi semakin menggila dengan kepercayaannya pada sesembahannya yang telah menciptakan Kerajaan Bumi yang bentuknya di rahasiakan oleh para leluhur.
Ada suara lain yang aku dengar bahwa ada orang yang merupakan Raja terus menekan untuk menyiangi aku dengan paksaan untuk tidur dan mrngubut mimpi aku yang memang seperti mustahil, namun pasti ada jalannya, sekalipun dimatikan lagi seperti saat Pangeran Go memaksa Tingit menutup kemampuan indera keenam dari kecil hingga kini dengan cara yang sesuai dengan aturan dan kepercayaan yang berbeda di tempat yang berbeda dengan beliau.
Namun, kemampuan itu muncul kembali, awalnya terganggu, namun sekarang menjadi terbiasa, malah sering main sama Nij lewat pembicaraan hati dan pikiran, yang serunya bukan main loh bro. Seperti main balapan kuda!
Intinya sih begitu, semua memaksa aku untuk berhenti bermimpi menjadi Ratu, padahal seharusnya mungkin didukung sepenuhnya. Aku kurang mengerti kenapa semua malah nyambung, terus adalagi yang berbeda yang aku baca dari Kerajaan Malamestinya.
Aku juga bermimpi jadi Putri Kahyangan dari Kerajaan Ipmim yang terletak di langit dan terpaksa turun dari langit untuk membantu Kerajaan Bumi.
Ada mimpi lain, yakni saat Tingit juga bermimpi ada peri dari Kerajaan Kwehtuh, aku juga menggunakan simbol, angka, semua kepercayaan, tapi digeneralisasikan untuk membantu dalam melawan Raja sendirian, mungkin ngga sendiri, karena aku merasa sesuatu membantuku, kan sesuatu itu adalah sahabatku yang Maha menyahabati dan memungkinkan semuanya.
Selain itu, Tingit bermimpi melihat Kerajaan Menimabang yang di adili oleh Raja Halla dan melihat timbangan ikan yang ke kiri, namun ada juga versi yang lebih ke kanan. Ada tayangan bergerak pada saat Tingit hendak berbaring di Dipan, mengirim surat dengan burung hantu kepada teman yang bernama Putri Adna dan bercerita mengenai Ratu Garpu, dan menurut perasaan Tingit, dia mengadu domba seperti keong yang diadukan dan diperlombakan dulu di Kerajaan Bumi sebagai kompetisi yang menimbulkan huru hara.
Mungkin ini cuma prasangka buruk, karena sejujurnya Tingit merasakan kecewa seperti coklat yang dipatahkan, dan direndahkan karena bisa menguasai hanya dengan membaca perkamen serta bermain angka yang ada didalamnya yang membuat Tingit bersemangat karena dari dahulu sudah menyenangi angka yang terdengar dalam ejekan dan tertawaan oleh Ratu
Dongeng Gemericik Suara Hati (20)
9 Comments
Leave a Reply
Anda harus masuk untuk berkomentar.
Menarik, bisa ga ceritanya diputus ber-bab aja? soalnya kalau gini rada susah ngikutin, karena diputus kadang masih di dalam kalimat. Ditunggu seri selanjutnya 🙂 Anyway, ada versi lengkap? boleh kirim ke email 🙂
Masalahnya disini saya memang sengaja tidak membuatnya perbab dan menjawab tantangan dimana di tumplekin jadi satu, sebuah novel yang belum ada.
Oke, di tunggu yah.
Ada versi lengkapnya,
boleh…..^_^
Sudah saya kirim ke email ^_^
yang mau dan kesulitan mengikuti, boleh request ke saya….^_^
Thanks, sudah diterima 🙂
kembali, oke ^_^
mau diapain tuh? 🙂 awas tar dijadikan film. 😛
Tahu,
terserah aja….
wah kalau jadi film boleh aja ^_^ kali aja gitu masuk piala oscar nyamain Petualangan Sherina hehe ngarep.com
setelah dipikir, apabila ada ksempatan dan fasilitas, aku akan buat sendiri saja. aku kurang suka memanfaatkan apalagi kalau yang dimanfaatkan menyombongkan dirinya/narsis.
mohon maaf komen diatas saya tulis dalam keadaan sakit hati,
namun hingga komentar ini tertulis saya memikirkannya, karena ada kemungkinan ini menyinggung dan setelah saya baca lagi betapa sombongnya diri ini dan malah nyakitin,
saya memohon maaf yang sebesar-besarnya,
sungguh kehormatan bagi saya apabila bisa dijadikan sesuatu yang bermanfaat untuk sesama….
apalagi memberikan keuntungan karena ada yang …. tapi mungkin itu hanyalah mimpi
ya udah ga papa kok
sesungguhnya sudah senang saja rasanya diizinkan mempublish novel saya,
itu saja sudah cukup,
sekali lagi saya mohon maaf,
terima kasih