Melahirkan Pemimpin Lewat Sinergi dengan @JalanPemimpin

Sore merupakan waktu teramai dan sangat padat selain pagi di kota Jakarta ini. Mengingat hal itu dan untuk menghindari kemacetan, aku dan Riqo cepat-cepat meninggalkan kantor setelah waktu jam pulang kantor menunjukan tepat pada jarumnya. Menuju ke kawasan SCBD Jen Sudirman, dengan taksi kami mendatangi rumah makan dikawasan itu. Bukan untuk hang out atau dinner tentunya. Kami memenuhi undangan dari ‘jalan pemimpin’ sebuah acara community gathering (temu komunitas). Jauh sebelum acara dimulai yaitu pukul 18:30, kami sudah tiba di ruangan resto tempat acara berlangsung. Sambil menunggu acara dimulai, kami berkenalan dengan beberapa komunitas lain yang juga sama-sama menghadiri temu komunitas itu.

Baca:  Audiensi dengan Gubernur @Jokowi_do2 Mengenai Aksesibilitas Fasilitas Kota

Akhirnya pukul 18:30 acara dimulai, akan tetapi acara diawali dengan makan bersama terlebih dahulu. Semua komunitas yang sudah hadir dan registrasi berduyun-duyun menuju ke sudut tempat makanan yang disediakan oleh panitia. Aku dan Riqo hanya duduk dimeja saja tak ikut dengan keramaian karena kami belom orientasi pada tempat diletakanya makanan itu. Tapi komunitas yang hadir sangat bersahabat, sebahagian dari mereka membantu kami untuk mengambilkan hidangan. Setelah makan-makan sambil mengobrol kecil, acara kedua dimulai. Perkenalan dari komunitas yang hadir dan sedikit penjelasan dari komunitas yang dikenalkanya. Lebih dari 10 komunitas yang hadir diantaranya: kartunet yang diwakili oleh aku dan Riqo, komunitas historia, aliansi remaja independent (ARI), komunitas Pramuka, ID berkebun, ID berkibar, Sabang Meraoke, komunitas pencerahan nusantara, dan beberapa komunitas lainya.

Masuk pada tahap selanjutnya yaitu pemaparan, informasi, dan diskusi mengenai ‘jalan pemimpin’ dengan pembicara-pembicara yang competent pada bidangnya seperti: Handry Satriago CEO GE (General Electric) Indonesia, Mardi Wu (CEO Nutrifood), Arif Zulkifli (Pimred TEMPO). Acara diskusi dipandu oleh Gracia dan juga Yosea yang merupakan bagian dari iniciator program jalan pemimpin itu. Diskusi berlangsung selama 1 jam 15 menit mulai pukul 1930-20:45 dengan pembuka acara oleh pa Handry. Pada pembukaan dikatakan seperti yang tertera pada teks email yang dikirimkan kepada tiap komunitas dengan bunyi: “Jalan Pemimpin merupakan sebuah inisiatif untuk mempersiapkan pemimpin masa depan Indonesia melalui sinergi dan proses pembelajaran yang unik dan berdampak antara generasi muda dengan para pemimpin. Proses menjadikan generasi muda sebagai pemimpin tangguh tidaklah instan, dibutuhkan usaha dan waktu pembelajaran yang panjang. Untuk itu Jalan Pemimpin hadir menjadi wadah yang membuka kesempatan bagi generasi muda untuk belajar dari para pemimpin yang ada saat ini melalui metode mentoring.” Proses mentoring oleh mentor terhadap mentee (orang yang dibimbing) berjalan selama 1 tahun. Ini mengacu pada efek yang akan diperoleh bisa lebih nyata jika mentoring dilakukan selama 1 tahun dibanding hanya 3 sampai 6 bulan.

Baca:  Penyandang Disabilitas ‘Bebas’ masuk ICS 2014

Jalan pemimpin akan mempertemukan orang-orang kususnya anak muda yang mempunyai ide-ide mutahir/luar biasa dengan mereka yang mempunyai track record atau competent pada ide yang diajukan untuk diwujudkan. Individu-individu yang akan mengikuti jalan pemimpin harus minimal sudah terlibat pada komunitas selama 6 bulan, dan berusia 17 tahun sampai dengan 25 tahun. Untuk periode pertama akan disaring 20 individu untuk dimentoring selama 1 tahun, dan setelah proyek mentoring selesai akan ada buku sharing dari mereka yang telah mengikuti proses mentoring. Hampir ketiga pembicara memberikan pemaparan yang sama mengenai jalan pemimpin itu. Maksud dan tujuan pemimpin lebih terbuka lagi oleh komentar yang diberikan oleh komunitas peserta gathering itu.

Dari beberapa komentar ada yang menyoroti tentang usia minimum dari mentee yaitu 17 tahun, dimana mereka akan mendapat hambatan karena terkait dengan program sekolah seperti ujian dan sebagainya. Ada juga yang memberi saran kalau output dari kegiatan jalan pemimpin bukan hanya menghasilkan buku sharing saja, akan tetapi bentuk nyata dari apa yang mereka sudah jalankan misalnya pembuatan film apabila mereka mengajukan tentang ide pembuatan film yang belum terpikirkan oleh individu lainya. Kartunetpun memberi usulan bahwa untuk individu yang akan dilibatkan atau menjadi mentee bisa ditentukan oleh komunitas atau si mentee terlibat benar-benar pada komunitas. Hampir semua komunitas berkomentar dan memberikan masukan, akan tetapi ada yang terlewat dan belum sempat ditanyakan apakah ada punishment untuk mentor yang tiba-tiba meninggalkan si mentee ditengah jalan ketika dalam proses mentoring. Mengingat tidak dijelaskanya ikatan antara si mentor dengan si mentee pada gathering pertama sekaligus launching dan pendaftaran program jalan pemimpin tersebut. Mudah-mudahan pada pertemuan selanjutnya 19 Juni nanti hal-hal yang lebih detail bisa dipaparkan lagi.

Baca:  Ini 52 Lowongan untuk Penyandang Disabilitas di Pemprov DKI Jakarta pada CPNS 2018
Bagikan artikel ini
Irfan Priadi
Irfan Priadi

seorang tunanetra yang ingin bermanfaat untuk orang tua, keluarga, kaum disabilitas, komunitas, teman, dan negara

Articles: 25

11 Comments

  1. Mau foto tapi kameranya ga memadai bung! kayanya emang harus pake hp yang buat foto selfie itu deh, biar bisa langsung foto sendiri. tapi kemaren ada si suara “krek” ga tau itu suara foto apa mejanya patah 🙂

    • Kudu pakai camera yang di Sony itu, ya, bung Irfan? haha, kalau beneran seperti iklan, berarti cameranya benar2 accessible buat tunanetra. Jadi pengen coba, *CariProjectReview* #code #Modus

  2. terima kasih bung reportasenya. bagus dan program yang sangat menarik. Semoga kita bias dorong teman-teman disabilitas juga terlibat dalam program ini. anyway, ada foto2 selfie-nya ga? dipasang dong.

  3. Sayangnya saya sudah tidak muda lagi 😛 Yuk siapa yang mau ikutan? kita duduk bareng2 diskusi mengenai ide yang akan diusung, ide yang bisa memberikan dampak bagi banyak orang, bukan hanya pribadi.

Leave a Reply