BULAN RAMADHAN

Percakapan dua laki-laki yang sedang berbicara tentang Puasa.

Soleh: “Tet, kenapa kamu gak pernah puasa?”

Kuntet: “Ya…biarin aja gimana saya! Apa urusan kamu?”

Soleh: “Istigfar, Tet! Dosa! Kamu kan sudah dewasa, masa gak puasa?”

Kuntet: “Heueuh…saya juga tahu! Tapi gimana saya bisa puasa? Semua keluarga saya gak puasa?”

Soleh: “Ah, bercanda ya!”

Kuntet: “Yeuh mau nya! Emang saya kalau puasa kuat-kuat aja.”

Soleh: “Ya bagus dong! Gimana tipsnya?”

Kuntet: “Saya sahurnya dua kali.”

Soleh: “Apa? Dua kali? Kok bisa?”

Baca:  ROMANSA DI PINGGIR SUNGAI

Kuntet: “Sebelum subuh sekali. Siang satu kali lagi.”

Soleh: “Subhanallah. . .”

Kuntet: “Kalau Kakek saya, tengah hari suka jalan-jalan sendiri.”

Soleh: “Kenapa kakek kamu? Kuatnya di cuaca panas, jalan-jalan?”

Kuntet: “Habis…jalan-jalannya sambil duduk di penjual cendol, jadi gak akan kepanasan.”

Soleh: “Astagfirullahalazim!!! Emangnya nenek kamu gak nasehatin gitu?”

Kuntet: “Nenek saya orangnya gampang kasihan.”

Soleh: “Kasihan ke siapa?”

Kuntet: “Ya…ke penjual cendolnya, gak ada yang beli!”

Soleh: “Ah kalau gitu saya mau ikutan ah!”

Kuntet: “Gak boleh dong!”

Soleh: “Kenapa gak boleh?”

Kuntet: “Nanti apa alasan kamu?”

Soleh: “SAKIT”

Kuntet: “Ketahuan dong! Kamu kan suka main tiap malam.”

Soleh: “Bilang aja kalau malem sudah sembuh sakitnya.”

Kuntet: “Kirain teh kamu soleh seperti namanya, ternyata lebih gila dari pada saya.”

Soleh: “Kan kamu yang ajarin.”

Kuntet langsung nangis bahagia karena bangga kamu bisa ngajarin anak soleh. (loch!!!)

 

penulis: Reny wulandari

Bagikan artikel ini
Reny Wulandari
Reny Wulandari
Articles: 1

Leave a Reply