Jakarta, Kartunet.com – Dalam rangka memperingati hari AIDS pada 1 Desember dan Hari Disabilitas Internasional pada 3 Desember, Kartunet Community (Kartunet.com), ASEAN Blogger Community (ABC), dan Kementrian Luar Negeri RI menyelenggarakan sebuah acara sharing dan diskusi. Mengambil tema “Menumbuhkan kepedulian masyarakat terhadap kampanye HIV/AIDS dan Disabilitas melalui media blogging”, acara berlangsung lancar di gedung Pusdiklat Kementrian Luar Negeri RI (01/12).
Kartunet Community sebagai komunitas pemberdayaan pemuda disabilitas memeriahkan acara yang berlangsung sejak pukul 09:00 sampai 17:00 WIB tersebut dengan berbagai kegiatan. Di antaranya lomba game aksesibel, peluncuran theme song Kartunet.com, seminar dan talkshow seputar peranan IT dan aksesibilitas ruang publik untuk terwujudnya masyarakat inklusif. Selain itu, Kartunet juga meluncurkan Kartunet Blog Competition 2012 serta Gerakan Indonesia Nyaman yang sempat tertunda selama beberapa waktu sebelumnya.
“Kita memerlukan kebersamaan, seperti blogger dari Kartunet atau blogger lainnya,” jelas Mursyid, ketua panitia, mengungkap alasannya menyatukan tema HIV/AIDS dan Disabilitas dalam sebuah acara. Ia berpendapat, dengan menyatunya para blogger dalam mengangkat isu-isu HIV/AIDS dan Disabilitas melalui media blog, diharapkan diskriminasi dan stigma negatif terhadap kedua kelompok masyarakat tersebut dapat berkurang.
Agaknya lomba game aksesibel yang diadakan oleh Kartunet Community cukup menyedot simpati para blogger. Terbukti dengan banyaknya peserta yang ikut serta mengikuti lomba tersebut, yang berasal dari kalangan nontunanetra. Mursyid pun mengaku dirinya sempat terkejut ketika pertama kali mengetahui bahwa tunanetra juga dapat mengoperasikan komputer dan ponsel, bahkan mampu menjadi blogger. “Ini menunjukkan bahwa memang tidak ada perbedaan di antara kita,” katanya.
Ada sekitar 138 komunitas blogger yang mengkonfirmasi kehadiran mereka. Di antaranya Blogger Reporter, Komunitas Emak-Emak Blogger, Kompasiana, dan Blog Detik. Meski berasal dari komunitas yang berbeda-beda, mereka saling berbaur. Mereka belajar bersama tentang isu-isu HIV/AIDS dan disabilitas, sehingga diharapkan pengetahuan yang mereka dapatkan dapat dipublikasikan dalam blog mereka masing-masing untuk mengedukasi masyarakat. (RR)
