Jakarta, Kartunet.com – Aksesibilitas menjadi salah satu isu yang diperjuangkan kelompok disabilitas dalam menghapus diskriminasi. Kemudahan akses dalam melakukan berbagai aktivitas amat mendukung kemandirian penyandang disabilitas. Salah satunya adalah aksesibilitas transportasi dan fasilitas umum. Untuk mempromosikan hal tersebut di kalangan masyarakat, maka Kartunet Community Indonesia (Kartunet.com), ASEAN Blogger Community (ABC), dan Kementrian Luar Negeri RI menyelenggarakan sebuah acara sharing dan diskusi di gedung Pusdiklat, Kemenlu RI (01/12).
Talkshow tentang aksesibilitas dibuka dengan pemaparan dari Faisal Rusdy, seorang pengguna kursi roda yang merupakan penggagas gerakan Barrier Free Tourism (BFT). BFT merupakan kegiatan jalan-jalan bersama penyandang disabilitas dengan menggunakan transportasi umum. Faisal menuturkan, gerakan yang telah berlangsung sejak Maret lalu tersebut telah menjelajah sejumlah lokasi di Jakarta. Ancol, Taman Mini Indonesia Indah, dan Masjid Istiqlal merupakan beberapa tempat yang telah mereka datangi. Dari beberapa tempat tersebut, mereka menemukan titik-titik yang kurang aksesibel bagi penyandang disabilitas, misalnya ketiadaan ram bagi pengguna kursi roda atau guiding block bagi tunanetra.
“Waktu pertama kali naik busway, saya mendapati lantai halte dan bus berjarak cukup jauh. Kursi roda saya jadi harus diangkat. Nah, hal seperti ini kan juga bisa berbahaya bagi ibu hamil dan anak-anak,” ujar Faisal. Ia pun menunjukkan sejumlah foto dari kegiatan BFT. Tentu saja hal itu membuat siapa saja yang melihatnya menyadari betapa pentingnya aksesibilitas transportasi dan sarana umum. “Yang kita (disabilitas) inginkan, ketika membuat bangunan sebaiknya menggunakan konsep universal design yang ramah bagi semua orang,” tambahnya.
Dimas Prasetyo dari Kartunet.com juga menanggapi perihal aksesibilitas transportasi tersebut. Ia dan Kartunet Community pun membuat sebuah situs beralamat di www.indonesianyaman.org. Nantinya situs tersebut akan menjadi wadah untuk bersuara bagi siapa saja yang menemukan dan merasakan kurang aksesnya fasilitas umum di Indonesia. Dimas berharap, portal tersebut dapat menjadi referensi dan sumber data bagi masyarakat dan para pembuat kebijakan untuk lebih memahami aksesibilitas. Ia pun mengajak semua blogger yang hadir dalam acara tersebut untuk ikut berpartisipasi dalam program Indonesia Nyaman. “Dampak dari gerakan ini akan jauh lebih besar jika teman-teman blogger juga ikut menulis di blog-nya tentang aksesibilitas,katanya. (RR)