Belajar Efektif tanpa Mencatat

Jakarta, Kartunet – Satu hal yang terkadang malas dilakukan oleh seorang pelajar adalah mencatat. Kebanyakan mereka pilih fotokopi catatan teman, lalu besar kemungkinannya catatan itu tak dibacanya lagi. Tapi tenang, tak suka mencatat bukan berarti kamu tak dapat sukses. Coba beberapa teknik belajar yang digunakan teman-teman tunanetra berikut yang mungkin dapat kamu terapkan.

Pertama, ganti mencatat melalui kertas dan pulpen dengan menggunakan MP3 recorder. Teknik ini biasa digunakan seorang tunanetra yang punya keterbatasan penglihatan untuk mencatat penjelasan dari guru. Ketimbang mencatat dengan huruf braille yang lumayan berisik karena ada suara ketuk-ketuk di atas meja, menggunakan alat perekam lebih efektif. Kamu dapat merekam saat guru sedang menjelaskan pelajaran, atau apabila ada catatan di papan tulis, kamu dapat menyalin catatan teman denganm embacakannya untuk direkam.

Baca:  Tips melindungi diri dari makanan yang berbahaya

Untuk era sekarang, merekam penjelasan guru jauh lebih mudah daripada mencatat manual. Bahkan tak perlu MP3 recorder khusus, dengan smartphone yang dilengkapi memory cukup besar pun sudah cukup. Berbeda dengan beberapa tahun lalu ketika masih harus menggunakan tape recorder dan berpuluh-puluh kaset. Risikonya, selain lebih sulit untuk mencari rekaman yang diinginkan, pita kaset kusut atau putus bisa jadi kendala.

Lalu setelah merekam, kamu dapat memutar ulang ketika berada di rumah. Hal ini akan membuatmu seperti mengikuti lagi pelajaran yang sebelumnya terjadi di kelas. Apabila ada bagian-bagian yang mungkin kurang dimengerti, pada rekaman itu kamu dapat mengulang-ulangnya dan memahami lebih baik. Selain itu, kelelahan setelah seharian beraktivitas tak perlu ditambah dengan membaca catatan di malam hari. Kamu dapat mendengarkan ulang rekaman sambil makan atau berbaring di ranjang. Enak kan?

Teknik lainnya, juga dengan merekam rangkuman materi dalam buku pelajaran menjadi bentuk audio. Ketimbang membaca sambillalu dan kemungkinan tak lama terlupakan, lebih baik jika sembari membaca, sambil mencoba memahami, dan direkam suaramu. Kumpulan rekaman ini akan sangat membantu terutama menjelang UTS atau UAS. Sebab kamu tinggal santai mendengarkan rekaman suaramu sendiri yang otomatis juga membuka kembali lembaran-lembaran memori di otakmu.

Bagaimana dengan tips di atas? Semoga beberapa teknik belajar yang dilakukan oleh teman-teman tunanetra, dapat cocok juga dengan model belajar kamu. Selamat mencoba.(DPM)

Bagikan artikel ini
Dimas Prasetyo Muharam
Dimas Prasetyo Muharam

Pemimpin redaksi Kartunet.com. Pria kelahiran Jakarta 30 tahun yang lalu ini hobi menulis dan betah berlama-lama di depan komputer. Lulus dari jurusan Sastra Inggris Universitas Indonesia 2012, dan pernah merasakan kuliah singkat 3 bulan di Flinders University, Australia pada musim semi 2013. Mengalami disabilitas penglihatan sejak usia 12 tahun, tapi tak merasa jadi tunanetra selama masih ada free wifi dan promo ojek online. Saat ini juga berstatus PNS Peneliti di Puspendik Balitbang Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI Kunjungi blog pribadinya di www.dimasmuharam.com.

Articles: 313

4 Comments

    • Halo ka Ruri. mungkin untuk merekam, spesifikasi smartphone yang dibutuhkan itu lebih pada kapasitas penyimpanan ya. kapasitas yang lumayan besar, ya minimal 16Gb sudah cukup memadai untuk menyimpan hasil rekaman. toh nanti jika hampir penuh, dapat dipindahkan ke media penyimpanan lain seperti hardisk. semoga membantu 🙂

  1. Yang paling enak memang memfotocopy catatatn teman. Tapi dirasakan kurang memberikan pemahaman yang baik. Yang belum dipraktekan adalah merekam pelajaran dari guru. Sepertinya cara itu lebih efektif daripada mengcopy catatan teman.

    Thank’s for your sharing.

Leave a Reply