Hariku pucat pasi karena kasih tak lagi mewarnai
Harga diri terlucuti oleh sorot mata penuh diskriminasi
Mimpiku mati suri tanpa kutahu kapan terbangun lagi
Nyali pun bersembunyi lihat diri tak lagi punyai arti
Aku nampak kerdil di antara hingar binger duniawi
Tak tahu harus pergi atau tetap berdiam disini
Kalimat itu tersaji kala kutanyai hati
Namun tak berarti kubetah melebur dalam sunyi ini
Ingin hati berdiri lalu melangkah pasti
Berdendang lantunkan melodi bangunkan mimpi
Menyulam serpihan malam menjadi pagi yang berseri
Melarung kepedihan ke tengah lautan tak bertepi
Namun apa yang terjadi?
Inginku tadi tak terbukti
Kaki tak mampu berlari bahkan tuk sekedar berdiri
Takdir seakan mengikatku disini
Membelengguku di ruang lembab tanpa terang penuhi isi
Entah kapan ku kan menepi tuk temui arti hidup ini