Pria jadul dengan handpohone segede batu bata yang tak lain adalah Dono, sedang sibuk memencet keypad hp-nya. Dono berbicara terbata-bata dengan lawan bicaranya, Susan, cewek facebook yang dengan sudi membalas massage nya. Suatu malam, mereka berjanji bertemu. Pertemuan yang bakal dikenang Dono, si pria ingusan, seumur hidupnya. (Johan Firmansyah)
Susan Wanna Be
Tat…tet…tot… Dono keringetan sambil mencet keypad handphone jadul yang ukurannya segede batu bata. Cocok banget deh kalau itu handphone dipakai buat nimpuk kucing yang biasa nguntit makanan di rumahnya. Pokoknya itu handphone gak banget. Dono…Dono…udah 2012 gini masih aja pakai handphone model jaman penjajahan. Tikus got aja udah pakai BlackBerry, eh…dia masih aja setia sama handphone yang dulu dia dapet dari lomba makan jengkol tujuh belasan di kampungnya.
Sekarang Dono udah selesai mencet nomer, tapi dia gak buru-buru nelpon si pemilik nomer itu. Keringetnya masih aja netes, bahkan berlomba-lomba sama ingus di hidungnya yang juga keluar masuk. Ekspresi tegang plus nervous emang tergambar banget di muka Dono yang orang-orang bilang mirip Mr Bean. Kalau diperhatiin, muka Dono yang tegang itu mirip banget sama ekspresi seseorang yang lagi nahan kentut.
Emang itu nomer telpon siapa sih? Kok si Dono sampai tegang gitu. Jangan-jangan itu nomernnya Pak Budiono wakil Presiden RI, atau mungkin itu nomernya Pak Obama? Hmm…kayaknya bukan dua-duanya deh, secara gak mungkin banget ya cowok dengan track record naik-turun, menggak-menggok, mobat-mabit kayak sirkuit Katalungya di luar negeri sana bisa punya nomer Pak Budi dan Pak Obama. Impossible banget! Apa mungkin itu nomernya si Spengebob Squarepants? Kali aja si Dono mau ikut casting buat ngegantiin peran bintang laut pinky boy, si Patrick. Maklum, dia kan obsesi banget jadi artis film kartun.
Ternyata eh ternyata, itu juga bukan nomer si Spons kuning. Terus nomer siapa dong? Ternyata itu nomer cewek bergigi kuning. Hah? Eh, bukan deng! Maksudnya, itu nomer punyanya cewek facebooker yang foto profilnya megang banget. Susan, itu dia nama facebooker yang rencananya tengah malem Jum’at Kliwon ini mau ditelpon sama Dono. Konon ceritanya, setelah tujuh malam Jum’at Kliwon Dono lewati sambil nyalain kemenyan di kamarnya, akhirnya tepat di malam Jum’at Kliwon yang ke-8 ini Dono nemuin cewek yang diyakini gak lama lagi bakalan Dono ajak nge-date ke Pasar Malem buat naik komedi putar sambil makan gulali pink yang biasanya dijual tiga ribu dapet dua.
Entah itu cewek lagi kena katarak atau malah habis kesambet, kok mau-maunya ngirim pesan ke Facebook-nya Dono, pakai acara manggil sayang plus mintain nomer handphone segala. Si Dono yang emang lagi “meriang” alias “merindukan kasih sayang” dari seorang kaum hawa, kontan langsung jingkrak-jingkrak di atas kasur pas tahu ada cewek cute berambut hitam menjuntai dengan senyum menggoda para duda beranak dua. Tambah lagi tank top merah jambu plus rok mini ala para model majalah Bobo, eh salah, maksudnya majalah Playboy. Bener-bener menggoda iman, mulai dari Mas Imanudin, Mas Imanto, sampai Entertainer plus Desainer kayak….Iman Gunawan pun ikut kegoda.
“Iwak peyek…iwak peyek…iwak peyek nasi jagung…”
Lagu yang lagi nge-hits banget punyaya Trio macan tiba-tiba muncul dari handphone jadul Dono. Dono shock plus kalang kabut pas tahu Susan lah pelaku di balik lagu “Iwak Peyek” di handphone Dono. Dono mencoba tenang. Perlahan-lahan, ia tarik ingusnya yang nyaris nyentuh bibir. Seiring dengan ingusnya yang udah damai di hidungnya, Dono pun menerima telepon dari cewek yang Facebook-nya ia beri nama “Susan Si Cute Celalu Kesepian”. Gila! Nama facebook-nya hits banget. Keliatan banget kalau si Susan anak Alay jaman sekarang.
“Hhh…hhh…haa…hallo…” Dono gagap, nervous setengah mati,.
“Hallo…Ini ‘Dono Ingin Celalu Dimengerti’ ya?” Dari ujung telepon sana Susan menyapa Dono yang nyaris pingsan.
Dono malah diam. Kayaknya dia tersihir sama suara Susan yang kalau diperhatiin mirip suara Saiful Jamil campur Aldi Taher. Lho? Cewek cute gitu masa suaranya disamain suara cowok. Mau gimana lagi, tapi itulah hasil pengamatan Dono. Ya, ternyata Dono diam bukan karena tersihir, tapi dia lagi mikir, bertanya-tanya suara siapa gerangan yang menyapanya lewat udara. Suara Saiful Jamil kah atau suara Susan Si Cute Celalu Kesepian?
“Suaranya kok mirip Bang Ipul ya?”
“Ah, gak! Gak! Suara sexy serak-serak becek gitu kok disamain sama suara Bang Ipul! Kalau yang kayak gini mah bukan suara Bang Ipul tapi suara Iis Dahlia campur Tantri Kotak!” Buru-buru Dono menepis statetment-nya yang menyatakan kalau suara Susan mirip suara Saiful Jamil. Setelah itu Dono pun ngelanjutin perkenalannya sambil melancarkan serangan gombal sama Susan.
Seminggu sudah terlewati. Entah berapa kali Dono ngutang pulsa sama temennya demi nelpon cewek pujaannya. Kayaknya dua sejoli, Dono dan Susan, udah menentukan hati kayak Anang dan Ashanti. Mereka udah saling memimpikan satu sama lain. Rindu pun udah menjangkiti sekujur tubuh Dono. Alhasil, tepat di malam Minggu Dono janjian sama Susan di taman deket kuburan. Rencananya Dono mau ngajakin Susan ke Pasar Malem.
Dono udah siap di taman. Dia duduk manis. Gayanya sekarang ini udah mirip sama gayanya di foto profil facebook kesayangannya. Celana biru, baju kotak-kotak, rambut ala Andika Kangen Band, kacamata ala Ian Kasela juga menghias muka Dono, dan satu lagi, senyum tiga jari gak lupa ia pasang. Untung aja situasi di taman gak ramai, jadi Dono bisa sedikit bernafas lega karena gak ada yang ngatain dia orang gila. Ya iya lah, gak ada angin gak ada badai, ngapain amat si Dono senyum tiga jari. Jangan kelamaan senyum, Don, entar tu gigi bisa kering and dilaletin.
Setelah nunggu lama banget, akhirnya dari kejauhan Dono ngeliat sesosok cewek duduk di atas skuter matic berjalan ke arahnya. Dono nelen ludah. “Wow! Sexy banget!” bagitu pikir Dono. Dono yakin banget itu Susan, soalnya pakaian cewek ber-skuter matic itu serupa sama tank top yang Susan pakai di facebook. Gila juga ya si Susan, malem-malem gini naik motor pakai Tank Top. Jangan-jangan, pulang dari sini dia langsung minta dikerokin gara-gara masuk angin.
“Kamu terlihat paling cantik, dengan skuter matic yang menawan, dengan gaya klasik jaman sekarang…”
Lagunya SKJ 94 Dono jadi soundtrack buat kopi darat kali ini. Dono bener-bener tersihir oleh body si Susan. Susan keliatan menawan di mata Dono. Padahal muka Susan sama sekali gak keliatan gara-gara ketutup helm.
Cekit…Susan menghentikan skuter matic-nya tepat di depan Dono. Ludah Dono naik-turun di tenggorokan. Mata Dono melotot nyaris keluar. Ekspresi Dono mupeng banget. Untung aja ilernya gak jatuh. Dono bener-bener terpesona sama punggung Susan. Hah, kok cuma punggung? Ya iya lah, secara si cewek skuter matic itu belum balik badan, apa lagi buat sekedar ngelepas helm. Hmm…tapi kayaknya si Dono udah penasaran banget sama si Susan.
“Ya Allah…ya Tuhanku…yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang…segeralah pertautkan wajah hamba dengan wajah gadis mempesona itu…” di tengah-tengah air liurnya yang naik-turun, Dono sempet-sempetnya berdo’a sama Sang Pencipta.
Dari tempatnya berdiri, kelihatan tanda-tanda Susan mau ngelepas helm-nya. Dono makin gencar berdo’a. Segala macam jenis bacaan do’a Dono baca, mulai dari do’a sebelum tidur sampai do’a sebelum masuk toilet dengan fasih banget.
Nah, sekarang Susan bener-bener udah ngelepas helm-nya. Dengan gaya slow motion, Susan mengibaskan rambut hitam menjuntainya. Dono makin klepek-klepek. Rasanya dia pengen pingsan aja. Tapi sayangnya, Susan gak kunjung menampakkan mukanya. Saking gak sabarnya nunggu Susan, Dono akhirnya berjalan menghampiri Susan yang masih bergaya di samping skuter matic-nya.
“Hai! Kamu ‘Susan si cute celalu kesepian’ kan?” Dono memegang pundak Susan. Susan pun ngangguk.
“Ayo dong balik badan! Aku kan pengen lihat muka kamu!” pinta Dono sambil mesam-mesem.
Susan pun akhirnya berbalik badan setelah Dono hitung sampai 55 kali. Dan muka tirus ala Indah Kalalo, hidung mancung ala Shiren Sungkar plus bibir tipis ala Bunga Citra Lestari pun tersaji di depan muka Dono. Ada satu lagi, Susan senyum semanis-manisnya sama Dono. “Wow” banget kan? Kebayang gak gimana cantiknya Susan? Bisa ditebak kan apa yang bakalan dilakuin Dono sehabis ngelihat muka Susan? Langsung meluk, cium, atau mungkin Dono langsung pingsan?
“Tolong! Tolong! Tolong!” Dono lari tunggang langgang sambil teriak-teriak kayak habis ngelihat Kuntilanak di bawah pohon bambu.
“Eh, sayang…kok lari sih?! Sini dong, sayang…” Susan ikut teriak-teriak dengan suara serak-serak becek tapi suaranya kali ini gak se-sexy di telpon. Suaranya kali ini udah gak becek lagi, tapi udah bonyok kayak lumpur yang habis diinjek sama Kebo.
“Tolong…tolong…!” Dono masih lari sambil teriak minta tolong. Susan masih ngejar dari belakang. Bacaan Ayat Qursi pun terpaksa Dono lafadz-kan saking takutnya.
Dono…Dono…kok malah kabur sih padahal ada Bidadari berdiri di depanmu?!? Usut punya usut, bekas cukuran di atas bibir, bekas cukuran di jenggot, gigi kuning dengan hiasan cabai di sela-sela gigi, plus jakun di tenggorokan Susan, itulah alasan di balik langkah seribu plus Ayat Qursi yang dilafadzkan Dono. Ternyata si cewek yang gayanya maksimal banget, siapa lagi kalau bukan “Susan Si Cute Celalu Kesepian” adalah “Susanto Banci Kesepian”. Ya, ternyata nama lengkap Susan bukanlah Susanti, melainkan Susanto. Sial…sial…si Dono kena jebakan Susanto si banci kesepian. Dan sampai tulisan ini berakhir, Dono dan Susan masih asyik kejar-kejaran kayak Sahru Khan dan Kajol di film Kuch Kuch Hotta Hai. Mari kita do’akan Dono biar gak jatuh dipelukan Susanti, eh salah, maksudnya Susanto!