Jakarta, Kartunet.com – Kartuneters, pernahkah anda mengetahui bahwa seorang tunanetra dapat membaca al-qur’an dengan baik? Seperti kita ketahui bersama, Hal tersebut terjadi tidak lepas dari peranan al-qur’an braille yang mereka miliki. Semenjak adanya al’qur’an braille tersebut, banyak bermunculan para pembaca serta penghafal Qur’an dari kalangan tunanetra. Satu set al’qur’an braille sejumlah 30 jilid yang masing-masing jilid senilai satu juz. Maka dari itu, Butuh tempat khusus untuk menyimpan ketiga puluh jilid al’qur’an tersebut agar al’qur’an tidak mudah rusak.
Alangkah bahagianya jika tunanetra muslim dapat membawa al’qur’an lengkap ketika mereka ingin menghatamkan al’qur’an di tanah suci. Ketika mereka berkesempatan untuk ibadah umroh ataupun haji. Namun sayangnya, hal tersebut masih sulit dilakukkan kecuali tunanetra muslim tersebut telah hafal terhadap seluruh isi al’qur’an jika ia ingin menghatamkan al’qur’an di tanah suci. Hal ini sebenarnya bisa saja diatasi dengan cara meminta KBIH untuk menyediakan satu set atau lebih al’qur’an braille di tanah suci, namun tetap saja masih dinilai tidak praktis.
Pemikiran tekhnologi ini muncul ketika saya mendapatkan sumbangan satu set al-qur’an braille sekitar tahun 2006. Menghadapi kenyataan tersebut, akhirnya saya harus menyediakan tempat khusus untuk menyimpan satu set al’qur’an itu. Saya membayangkan betapa bahagianya ketika tekhnologi ini berhasil diwujudkan. Dengan begitu, saya dan teman-teman dapat membaca al’qur’an kapanpun dan di manapun.
Aldaraille (al’qur’an digital accesible braille) adalah al-qur’an berhuruf braille yang bersifat digital. Benda ini berukuran sekitar 20 x 35 CM yang memiliki ketebalan sekitar 3 CM dengan berat sekitar 300Gram. Terdapat kafer sebagai penutup alqur’an. Ketika kaffer itu dibuka ke arah atas, terlihatlah jajaran huruf-huruf braille sebanyak 10 baris dengan jumlah karakter sebanyak 30 karakter per baris.
Aldaraille dioperasikan dengan menggunakan batrrai yang dapat di-charge, serta dilengkapi dengan memori untuk menyimpan data, serta loadspeaker dan jack untuk head phone.
Fitur-fitur:
– training mode with tach to speech. ketika user meraba huruf-huruf brraille pada aldaraille, maka aldaraille akan membahasakan huruf atau kalimat yang diraba user dengan dukungan suara yang terprogram. Hal tersebut berguna untuk para user pemula.
– Pergi ke surat. User dapat memilih surat mana yang mau dibaca.
– Pergi ke ayat. User dapat memilih ayat mana yang mau dibaca.
-tampilkan keterangan ayat. Aldaraille akan menampilkan ulasan-ulasan mengenai kandungan ayat tersebut.
– bookmark. User dapat memberikan penanda batas bacan ketika mereka ingin menghentikan bacaan mereka dan ingin melanjutkannya lain waktu.
-Dengarkan al-qur’an. User dapat mendengarkan bacaan al-qur’an dari qori-qori terkenal.
Fitur pendukung:
-Jatwal sholat dan azan
– alarm untuk qiamul lail.
-kumpulan hadist-hadist sohih.
-kumpulan do’a sehari-hari.
– do’a-do’a ibadah haji
-dukungan fitur lainnya yang dirasa perlu seperti buku-buku keislaman.
Begitulah sekilas tentang aldaraille, sebuah tekhnologi yang saya idam-idamkan kehadirannya. Dengan kehadiran alat tersebut, diharapkan tunanetra muslim mampu membaca al’qur’an kapan dan dimanapun secara praktis dan dinamis. Semoga terwujud.(Wijaya)
menarik nih kalo ada yang berani mengembangkan..