Jakarta, Kartunet.com – Istilah Screen Reader tampaknya sudah tidak asing lagi bagi tunanetra pengguna teknologi khususnya komputer. Tunanetra yang ingin mengakses komputer memang harus memiliki sebuah program yang disebut Screen Reader (Pembaca Layar). Tugas screen reader yaitu menginterpretasikan semua tampilan visual yang ada di layar menjadi output berupa audio yang bisa didengarkan oleh para tunanetra. Beberapa screen reader yang kini beredar di pasaran dunia, misalnya JAWS, Freedom Box, Window Eyes, dan lain-lain. Hampir semua merk Screen Reader tersebut adalah software berbayar yang harganya cukup mahal.
Namun kini ada sebuah screen reader yang bersifat freeware (gratis), yaitu NVDA (NonVisual Desktop Access). NVDA adalah sebuah screen reader yang dikembangkan oleh NV Access. NVDA ini bersifat freeware (gratis) dan open source (mudah dikembangkan). Jadi, NVDA menyediakan source code yang dapat dikembangkan sesuai keinginan agar menyesuaikan dengan kebutuhan penggunanya. Meskipun bersifat freeware, NVDA sudah cukup handal dan cukup membantu tunanetra untuk melakukan berbagai macam pekerjaan dengan komputernya.
Tak kalah dengan screen reader berbayar, NVDA sudah mendukung cukup banyak aplikasi di Operating System Windows. NVDA menyediakan mulai dari aplikasi perkantoran seperti Microsoft Word, Microsoft Excel, sampai aplikasi hiburan seperti iTunes. Bahkan NVDA juga sudah dapat digunakan untuk menjelajah internet dengan browser Mozilla Firefox. Namun sangat disayangkan, sampai versi terbarunya (NVDA 2012.1), NVDA belum mampu bekerja pada aplikasi presentasi seperti Microsoft PowerPoint. Terlepas dari hal tersebut, NVDA merupakan Screen Reader gratis yang handal dan patut dicoba oleh para tunanetra.
Berbeda dengan screen reader lainnya, NVDA mempunyai kemampuan untuk membaca posisi pointer mouse di layar. Pada screen reader JAWS pengguna harus menggunakan JAWS Cursor dan menggerakkan mouse dengan tombol keyboard. Pengguna cukup menggerakkan mouse (bukan dari keyboard) pada NVDA. NVDA akan membacakan fokus pointer mouse yang ada di layar.
Kelebihan lain dari NVDA yaitu tersedianya NVDA Portable. Ini memudahkan pengguna yang sering bekerja berpindah-pindah komputer, seperti mengerjakan tugas di warnet, mengetik di rental, dan sebagainya. Dengan NVDA Portable, pengguna tidak perlu menginstall NVDA pada komputer yang akan dipakai. Cukup menancapkan USB yang di dalamnya sudah di-copy-kan NVDA Portable dan membukanya di komputer tujuan. Komputer tersebut akan langsung menjalankan NVDA dan pengguna pun siap memakainya tanpa harus repot-repot menginstall screen reader. Hal ini akan menghemat waktu dan membuat pekerjaan lebih efektif dan efisien.
Cara kerja NVDA hampir sama dengan Screen Reader lain seperti JAWS. Untuk membaca objek yang ada di layar, NVDA dilengkapi dengan sebuah komponen yang disebut Speech Synthesizer. Speech Synthesizer yang digunakan oleh NVDA adalah eSpeak. Sama halnya dengan NVDA, eSpeak juga merupakan speech synthesizer yang bersifat gratis. Kelebihan dari eSpeak adalah pilihan bahasanya yang cukup banyak, termasuk Bahasa Indonesia. Jadi, pengguna komputer yang tidak terbiasa dengan lafal Inggris dapat menggunakan komputer dengan mudah dengan bantuan NVDA dan eSpeak. Namun di balik kelebihan tersebut eSpeak juga memiliki kelemahan. Pelafalan yang kurang jelas menyebabkan suara eSpeak terdengar menyerupai suara robot atau suara narrator (Screen Reader bawaan Windows).
Menyikapi kelemahan eSpeak tersebut, beberapa pengguna ada yang mengakalinya dengan cara memasukkan Speech Synthesizer Eloquence ke dalam NVDA. Eloquence adalah speech synthesizer yang digunakan oleh Screen Reader merk JAWS. NVDA yang bersifat open source mempermudah penggunanya untuk menambahkan speech synthesizer baru ke dalamnya. Dengan dimasukkannya Eloquence ke dalam NVDA, pengguna dapat menikmati NVDA seolah-olah sedang menggunakan JAWS pada komputernya. Hal ini membuat NVDA dapat digunakan dengan nyaman oleh tunanetra Indonesia yang sudah terbiasa dengan Screen Reader JAWS.
Untuk bernavigasi di dalam komputer, perintah-perintah navigasi pada NVDA tidak terlalu berbeda dengan perintah-perintah navigasi pada Screen Reader lainnya. Tombol Insert pada keyboard PC atau tombol CapsLock pada Laptop tetap menjadi tombol navigasi utama pada NVDA (NVDA Key). Tombol NVDA Key fungsinya sama dengan tombol JAWS Key pada Screen Reader JAWS, yaitu untuk membantu navigasi pada layar komputer. Untuk perintah-perintah pembacaan teks, NVDA menggunakan perintah yang hampir sama dengan JAWS, misalnya untuk membaca baris pada posisi kursor digunakan tombol NVDA + panah atas, untuk membaca seluruh dokumen digunakan tombol NVDA + panah bawah, dan sebagainya.
Melihat kemampuan NVDA yang sudah cukup baik, screen reader ini patut dicoba oleh para tunanetra Indonesia. Hal ini dimaksudkan agar tunanetra dapat mengakses teknologi dengan harga jauh lebih murah. Sehingga tidak harus membeli screen reader berbayar dan tidak menggunakan produk bajakan yang merugikan banyak pihak. Untuk mendownload NVDA, Anda bisa mengunjungi situs http://www.nvda-project.org. (Fakhry)
Editor: Risma
apabila dibandingkan dengan JAWS, perkembangan NVDA ini apakah sama cepatnya?
Om,
Maaf
saya bantu jawab ya,
Fakry Muhamamd Rossa mengatakan melalui sms “Karena Jawas lebih dahulu muncul, jadi lebih cepat bila dibandingkan dengan NVDA”
Gitu,,,