Jakarta, Kartunet – Sekitar 128 pemuda dan pemudi dari seluruh Indonesia berkumpul dalam acara bertajuk National Future Educators Conference (NFEC) untuk bersama merumuskan aksi memajukan pendidikan pasca MDGS 2015 (25-10). Acara yang berlokasi di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kementerian Dalam Negeri ini mengajak para siswa SMA dan mahasiswa dari berbagai daerah untuk saling melengkapi dengan pengetahuan dan keterampilan dalam proses perkembangan pendidikan di Indonesia.
Konfrensi nasional ketiga ini diselenggarakan oleh Youth Educators Sharing Networks (Youth ESN) dengan dukungan dari berbagai pihak, antara lain Universitas Siswa Bangsa International, Putera Sampoerna Foundation, American Institute for Indonesian Studies (AIFIS), Nutrifood, UN4U Indonesia, USBI –The Sampoerna University, Wardah, dan Marlack Industry. Penyelenggara merupakan komunitas anak muda yang memiliki hati untuk perubahan kondisi pendidikan Indonesia yang lebih baik. Youth ESN mengajak setiap anak muda untuk tidak mengandalkan guru saja atau bahkan menyalahkan pemerintah, namun ikut bergerak aktif dalam pembangunan.
Di tahun sebelumnya, dengan mengusung tema Education to Employment: What Would (Youth) Educators Do?, NFEC 2013 telah berhasil menyelenggarakan konferensi nasional dengan mengumpulkan pemuda-pemudi yang merupakan penggiat pendidikan dari berbagai wilayah di Tanah Air.
Setelah sukses melaksanakan Pre-Event 18 Oktober, pada acara puncak NFEC 2014 mengangkat tema Youth and Post 2015: Developing Indonesia’s Best Path for Sustainable Acceleration. Konferensi ini mengusung 4 (empat) topik diskusi yaitu, nature (lingkungan), well-being (kesejahteraan), economy (ekonomi), dan social (sosial).
Beberapa pembicara yang hadir yaitu Mr. Shahbaz KHAN, perwakilan dari United Nation Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO); Nurvitria Mumpuniarti Krištofíková, perwakilan dari International Labour Organization (ILO); Kreshna Adityaa, penggiat pendidikan dan inisiator Bincang Edukasi; Muhammad Isnur, kepala penanganan kasus, Lembaga Bantuan Hukum; Hunk Intan, ahli psikologi terutama urusan kekerasan anak dan wanita; Stien Matakupan, penulis Sustainable Consumption for Formal Education; Perwakilan Pencerah Nusantara, pemenang MDGs Award 2014 oleh kantor utusan khusus Presiden Republik Indonesia.
Tak hanya dihadiri oleh pembicara-pembicara nasional dan internasional, konferensi yang berlangsung selama dua hari ini juga memberikan sebuah stimulus untuk saling melengkapi dengan pengetahuan dan keterampilan dalam menanggapi isu “Youth and Post 2015” di mana proses transfer ilmu tidak terbatas hanya dari pembicara kepada peserta konferensi namun diberikan pula kesempatan untuk ikut di dalam sesi study case yang dimoderatori oleh Forum Diskusi Lingkar 21, sehingga dapat saling bekerjasama dan berbagi pengetahuan untuk menyelesaikan satu masalah yang diberikan.
Diakhir acara seluruh peserta akan melepaskan 50 buah balon harapan yang berisi harapan-harapan generasi muda untuk Indonesia lebih baik di masa depan. Setelah konferensi selesai, peserta diharapkan membuat sebuah aksi nyata untuk menggerakkan pemuda-pemuda lainnya dalam melakukan perubahan. 3 (tiga) proyek terbaik untuk didanai langsung oleh Putera Sampoerna Foundation, serta 3 (tiga) proyek terfavorit akan disponsori oleh Nutrifood.(DPM)