usil banget”,”Gimana Raja Gqa? Apakah saya diizinkan untuk memending ini dulu dan kembali setelah membantu Ratu Waah?”,”Silahkan, pergilah dan masuklah sesukamu”.
“Gar koh malu, pergi hush sini, ikut kami ke Nirwana menuju Raja Halla, wahai Nij yang kami cintai, pulanglah ke asalmu” bum,wush….angin bertiup dengan kencang dan terlihat mereka kembali dengan tertib sesuai perintah mantra yang kami teriakkan. Kami di jamu makanan dan jalan-jalan mengelilingi Kerajaan Awan, menyusuri pelangi dan diantar kembali ke Kerajaan Silakandudu dengan dibekali 1000 orang untuk menamani kami yang berseribu sebagai ucapan terimakasih dari sang Ratu yang diberikan begitu saja sebagai bawahan Tingit dan untuk mengasih bantuan kepada sahabatnya untuk membereskan sesuatu sebagai ucapan terima kasih sudah mengizinkan Tingit mendahului Kerajaannya yang butuh di selamatkan terlebih dahulu.
Dua hari sesuatu itu telah selesai dengan rapih, surat hantu dikirimkan oleh Raja kepada Ratu Kerajaan Awan. Surat hantu datang mencaplok mukaku “Tingiiit, tolooong, sakit hati kami, pikiran kami menjadi menggila, kami adalah prajurit dari Kerajaan Mamprle, Pangeran kami sedang terdesak! Telah terjadi kudeta besar-besaran! Militer dikuasai oleh seseorang yang kami sendiri belum mengetahui, yang jelas Raja dan Ratu kami telah mati!”.
“Semua! 2000 orang yang kini menjadi bawahanku! Lekas bro! Buruan! Nanti kehabisan! Cemilan lagi untuk mengharumkan Kerajaan Bumi!” sambil membawa dan berlari ke Raja Gqa “Kami pamit baginda”, “Eitz, tunggu dulu, aku udah siapkan 1000 orang kepercayaanku untukmu, sebagai ucapan terimakasih saya karena telah membantu, kesopananmu, dan pemenuhan atas janjimu untuk kembali dalam menyelesaikan tugasmu”, “Waah, terimakasih banyaaaak baginda, wah, kita dapat temen baru bro! Kenalan giiih! Paduka, sebagai balasannya kami melakukan apa?”,”Selamatlah kembali ke Kerajaan Bumi, dan bantulah lebih banyak lagi, surat hantu sudah saya kirimkan ke 997 Kerajaan, tunggulah dengan sabar, okey!”, “Haaaa….oke deh bro, eh yang mulia, duh jadi malu” sambil melambaikan tangan dan beranjak pergi.
Sesampainya di gerbang Kerajaan Mamprle “Woi lihat ada mata-mata, tangkap! Bawa masuk 3000 orang itu ke Istana!” dan kami mematung memandangi prajurit yang mengacungkan pedang kea rah kami “Ikuti kami!”. Lorong demi lorong di telusuri dan tibalah kami di suatu ruangan “Siapa kalian? Kurang ajar masuk ke perbatasan! Banyak rombongan lagi! Mau menjajah kami ya dengan jumlah sekecil itu! Cih murahan!” dan Tingitpun maju dan berkata sambil membungkukkan badan “Mohon maaf yang mulia, saya mendapatkan surat hantu” sambil menyerahkannya ke orang itu. “Ooh maafkan kami atas kelancangan dan kekurang nyamanan atas kekasaran kami yang mulia, Putri Tingit, sayalah Pangeran itu, nama saya Huter. Tolong bantu saya mencari pemberontak, saya akan sengaja melepaskan kalian untuk berkeliaran di mana-mana, namun tolong rahasiakan ini, bunuh Raja dan Ratunya yang hendak mengambil kekuasaan, bahaya bila dibiarkan”,”Baik, lakukan ya bro!”,”Siap!”.