Sekitar bulan November 2013, pukul 12.30 saya pulang sekolah dan naik sebuah angkot yang terbilang cukup penuh penumpangnya. saya duduk di paling belakang dengan sangat berdesak-desakan.
Pada saat angkot yang saya tumpangi berhenti di depan pasar, 2 penumpang turun, dan seorang penyandang downsyndrom berseragam SD naik ke angkot ini bersama ibunya. karena kondisi angkot sangat penuh, jadi penyandang downsyndrom tersebut duduk di paling depan, sedangkan ibunya duduk di belakang sopir. namun sayangnya, kursi yang diduduki penyandang downsyndrom tersebut sangat sempit karena orang yang duduk melebihi kapasitas. Lalu ia berkali-kali mencoba memberi tahu ibunya dengan berkata ”sempit..sempit”, dia berulang kali merengek. namun, ibunya justru memarahi dia dg berkata kurang lebih seperti ini “Diam! Mau diturunin apa!” Padahal ini tempat umum, tanpa rasa malu si ibu memarahi anaknya.
Ironisnya, kenapa ibu penyandang downsyndrom tersebut tidak tukar posisi duduk dengan anaknya supaya dia merasa nyaman? Jelas-jelas postur tubuh anaknya tersebut lebih besar dari ibunya dan tempat duduk si ibu lebih longgar atau knp orang yang duduk disamping penyandang downsyndrom itu tidak mengalah saja?
yang paling parah, udah nggak mau tahu dan nggak peduli pula.
cuek bebek, masa bodoh, biarin ajah,
wah…
Sepertinya sikap seperti ini sudah jadi budaya Indonesia -_-
Ironis sekali..
maka dari itu, perjuangan terkait isu disabilitas harus melingkupi tiga pihak: pemerintah, masyarakat, dan juga keluarga. Keluarga memegang peran yang terpenting karena tanpa dukungan orang2 terdekat ini, seorang penyandang disabilitas tak akan beranjak kemana-mana. Dan tak semua keluarga punya pengetahuan yang cukup bagaimana memperlakukan dan mendukung anggotanya yang memiliki disabilitas. Jadi tetap semangat ya dalam ikut menyebarkan pemahaman agar orang2 terdekat para penyandang disabilitas peduli dan mau mendukung teman2 disabilitas 🙂
Benar sekali, maka dari itu, saya benar benar mengaharapkan ada kegiatan2 di tiap wilayah untuk bisa mensosialisasikan tentang penyandang disabilitas. supaya cara pandang masyarakat yang buruk bisa diubah.
Setuju mbaaak -___-
hmm ^_^
Jawabannya karena hanya memikirkan kenyamanan diri sendiri, kurangnya empati dan keperdulian dengan mengorbankan orang lain >.<