Sakit hatiku, pikiranku dan badanku
Di pedesaan yang namanya dirahasiakan, aku direndahkan, aku dituduh, namun aku tetap terdiam, mencoba menjaga perasaan mereka, kasihan mereka, semoga mereka disadari oleh entah siapalah namanya, perbuatan mereka sungguh keterlaluan.
Tahu apa? Hihihi, aku dibilang aliran sesat, padahal setia sama Halla, aku akan tunjukkan kebaikan aku, sekalipun kalian telah menyakitiku dan membuangku layaknya sampah, serta membalikkan ucapan yang seharusnya saya lontarkan ke kalian.
Aku begitu khawatir karena ucapanku di kabulin langsung sama Halla, terutama saat menderita begini, tapi Halla itu baik.
Salam terima,
Kini, setelah keluar dari bilik senjata, setiap hari, setiap waktu, ada yang bilang seorang penyihir itu yang dulu dijumpai dan meminta menulis dengan mengganti namanya menjadi anonim menyihir Tingit melalui perkamen kertasnya, karena tiba-tiba mendengar suara yang ngemix di kupingku berupa suara air, prajurit Nij yang berasal dari Kerajaan Akaren, rakyat jelata, benda mati seperti perkamen dan tinta untuk menulis, hewan seperti kucing yang lucunya minta ampun, tumbuhan, dan lain sebagainya yang menjadi suatu alur cerita yang berbeda-beda yang jalur ceritanya saja aku sama sekali tidak pernah mendengar dan melihat secara langsung. Semua orang Istana panik dan melakukan pembersihan dengan mantra dan jampe-jampi dengan Sihir putih. Namun, aku menikmatinya sebagai keberkahan dari Halla.
Tingit mengingat banyak mimpi yang datang dari Nij dan mereka tunduk pada Kerajaan Akaren yang dipimpin seorang Raja tunggal yang bernama Raja Simerahsap. Salah satunya kisah dari mimpi itu yakni Raja Bayang yang berteriak lewat kepala orang kepada Tingit yang diakuinya sebagai Ratu atau prajurit dongengnya.
Sebagai Ratu, aku diminta untuk mendirikan kerajaan yang menghancurkan dirinya sendiri untuk dijadikan seserahan untuk Nates yang merupakan pujaan mereka, namun disana bête karena masa bisa sehebat itu menggantikan Halla, namun betapa asyiknya bro dimanja dengan memiliki banyak prajurit dimana-mana yang bungkuk seperti nenek-nenek. Aku memiliki anak buah yang banyaknya bukan main, sekalipun sebagai prajuritnya. Yang semuanya dikendalikan dengan ilmu sihir.
Ilmu ini dikendalikan oleh sang Raja Simerahsap dengan mediasi para penyihir kepercayaannya yang mungkin adalah perpaduan antara ilmu putih dan hitam yang merupakan suatu satu kesatuan, karena itulah yang saya dengar dan tuliskan disini untuk berbagi karena menulis dari orang gila yang saya temui dan mengaku seperti itu.