Forum Rembuk Kota Mengawal Jakarta Baru

Jakarta, Kartunet.com – Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta bersama komunitas korban, jaringan masyarakat sipil dan para ahli/akademisi menggagas Forum Rembuk Warga Jakarta yang akan diselenggarakan pada 13 – 14 April 2013. Kegiatan ini ditujukan sebagai wadah konsolidasi dan partisipasi warga lintas isu demi mengawal konsep “Jakarta Baru” gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta Jokowi – Basuki. Berbagai komunitas akan dilibatkan, tak terkecuali komunitas disabilitas.

 

Feby Yonesta Direktur LBH Jakarta mengatakan, Forum “Rembuk Warga” ini diharapkan ada penyelesaian yang holistik, menyatu dan menyeluruh baik antara satu sektor publik dengan sektor publik lainnya maupun antara kebijakan dan pelaksanaannya. Rembuk warga ini juga merupakan wadah konsolidasi korban dan masyarakat sipil lintas sektor yang selama ini berjuang sendiri-sendiri memperjuangkan hak-haknya. Dalam penyelesaian yang holistik, ego sektoral sebisa mungkin diminimalisir karena perjuangan HAM tidak bisa dipisah-pisahkan (indivisibility) dan saling ketergantungan (interdependence). Dengan prinsip ini, maka penyatuan korban-korban dan jaringan masyarakat sipil diharapkan mampu merumuskan akar permasalahan publik di Jakarta, dan menghadirkan solusi-solusi atas akar permasalahan yang dihadapi warga, serta bagaimana solusi dari masyarakat itu dijalankan oleh pemerintahan Provinsi DKI Jakarta sehingga pelaksanaannya memenuhi prinsip-prinsip partisipatif, akuntabel, transparan, non-diskriminatif, dan berkeadilan.

Baca:  Tunanetra Ditolak Terbang di Surabaya

 

Terpilihnya Jokowi-Basuki pada Senin, 15 Oktober 2012 sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta untuk periode tahun 2012-2017 menjadi faktor digagasnya forum ini. Dimana kemenangan Jokowi- Basuki merupakan kemenangan warga DKI Jakarta dengan harapan adanya perubahan di ibukota negara ini untuk 5 (lima) tahun kedepan. Ternyata pasca terpilihnya Jokowi-Basuki sebagai Gubernur- Wakil Gubernur DKI Jakarta menimbulkan “kegelisihan” bagi warga DKI Jakarta dengan bertanya-tanya, sanggupkah Jokowi dan Basuki memimpin dan memenuhi janji-janjinya pada saat kampanye?. Misalnya pada bidang penataan kota, program mengatasi banjir, bidang transportasi, kesehatan, kesejahteraan masyarakat, kebudayaan dan pelayanan publik. Yang mana hal tersebut dibungkus oleh Jokowi-Basuki pada saat kampanye dengan nama “Jakarta Baru”. Ujar Feby.

 

Menurut Sidik Pengacara Publik LBH Jakarta yang juga merupakan kordinator panitia Rembuk Warga menambahkan, Kegelisahan warga tersebut sangat wajar, jika melihat rekam jejak 15 Gubernur DKI Jakarta yang pernah ada, Ali Sadikin (1966-1977) merupakan “contoh yang baik”. Tak muluk jika warga Jakarta berharap banyak dari pasangan Jokowi-Basuki. Apalagi melihat fakta lima tahun ke belakang dimana ada kasus gubernur menjadi “monster” bagi warganya sendiri, seperti penggusuran warga di Budhi Darma dan Petukangan serta bentrok warga di Koja dan Satpol-PP.

 

Feby Yonesta lebih lanjut mengatakan, bentuk pengawalan yang akan dilakukan forum “Rembuk Warga untuk Jakarta yang Berperikemanusiaan” untuk kepemimpinan Jokowi- Basuki satu tahun kedepannya akan membuat “Agenda Kerja Jakarta 2012 – 2013”. Hal ini bertujuan supaya Jokowi-Basuki tidak “tersandera” oleh berbaga faktor diantaranya intervensi partai politik, serbuan tekanan pengusaha/pemodal, birokrasi yang korup, ditambah masyarakat yang belum dapat mengimbangi gerak cepat Jokowi-Basuki. Dengan begitu Jokowi- Basuki dipastikan akan benar-benar bekerja untuk Warga Jakarta, ungkap Feby.
Beberapa agenda acara yang akan dilaksanakan antara lain:

Baca:  Hari Aksara juga Milik Huruf Braille

 

  1. Panggung Warga

Warga Jakarta, baik individu maupun perwakilan komunitas dipersilahkan untuk menyampaikan permasalahan dan solusi yang mereka tawarkan kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui berbagai macam cara, seperti: orasi, pertunjukan seni budaya, dll. Setiap rumusan masalah dan solusi akan dicatat untuk dibahas secara lebih mendalam dalam diskusi tematik.

 

  2.  Bazaar Masalah dan Solusi Warga

Bazaar akan diikuti oleh 50 komunitas warga Jakarta dari berbagai isu. Dalam Bazaar setiap komunitas diminta untuk menvisualisasikan permasalahan yang mereka hadapi dan/atau solusi yang hendak mereka tawarkan di stand yang disediakan oleh panitia.

 

  3.   Thematic Workshop

Setelah mendiskusikan permasalahan-permasalahan publik di Jakarta dari berbagai perspektif, para peserta akan dibagi dalam kelompok berdasarkan isu pokok permasalahan Jakarta seperti kemacetan dan transportasi publik, perumahan rakyat, perburuhan, pendidikan dan kebudayaan serta tata kelola air (banjir dan akses air bersih) . Workshop tematik akan dihadiri oleh setidaknya 2 (dua) orang ahli dan 1 (satu) orang fasilitator untuk “membedah” permasalahan di Jakarta bersama korban-korban dan organisasi non pemerintah yang selama ini melakukan advokasi terhadap permasalahan di Jakarta. Workshop ini diharapkan akan menghasilkan sebuah rumusan masalah yang komprehensif dari setiap isu, alternatif solusi, serta prinsip-prinsip yang harus diperhatikan dan ditaati oleh Gubernur- Wakil Gubernur DKI Jakarta saat bekerja menyelesaikan permasalahan.

 

Ketiga kegiatan diatas yang dilakukan oleh Forum Rembug Warga Jakarta, akan dikompilasikan dan dituangkan kedalam “Agenda Kerja Jakarta” dan akan diserahkan kepada Gubernur- Wakil Gubernur DKI Jakarta dan disebarluaskan kepada para pemangku kepentingan lainnya ujar sidik.

 

Sebagai penutup kegiatan Forum Rembuk Warga Jakarta akan melakukan Deklarasi Bersama “Kota Untuk Warga, Warga Untuk Kota”. Deklarasi ini merupakan pernyataan warga tentang pokok-pokok harapan, tuntutan, dan solusi dari warga Jakarta. Deklarasi ini dilakukan untuk menyampaikan pesan kepada pemerintah provinsi DKI Jakarta bahwa pelibatan warga baik pada saat perencanaan, pelaksanaan maupun evaluasi program-program pembangunan kota, mutlak dilakukan, juga bertujuan untuk mengingatkan warga agar berperan serta aktif dalam melakukan pembangunan kota serta turut serta mengawasi kerja-kerja pemerintah daerah Provinsi DKI Jakarta pungkas Feby. (DPM)

Baca:  Janji Garuda Masih Butuh Pengawasan
Bagikan artikel ini
Dimas Prasetyo Muharam
Dimas Prasetyo Muharam

Pemimpin redaksi Kartunet.com. Pria kelahiran Jakarta 30 tahun yang lalu ini hobi menulis dan betah berlama-lama di depan komputer. Lulus dari jurusan Sastra Inggris Universitas Indonesia 2012, dan pernah merasakan kuliah singkat 3 bulan di Flinders University, Australia pada musim semi 2013. Mengalami disabilitas penglihatan sejak usia 12 tahun, tapi tak merasa jadi tunanetra selama masih ada free wifi dan promo ojek online. Saat ini juga berstatus PNS Peneliti di Puspendik Balitbang Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI Kunjungi blog pribadinya di www.dimasmuharam.com.

Articles: 313

Leave a Reply