Bermain Musik Ala Tunanetra

Jakarta, Kartunet.com – Bermain musik adalah salah satu kegiatan yang sangat menyenangkan untuk mengisi waktu luang kala sepi. Pengaruh dari musik sangat besar, mulai dari fashion, gaya musik, penyanyi solo, duet, hingga kemunculan band-band. Bahkan saat ini band menjadi trend tersendiri di kalangan anak muda.


 


Tahukah anda bahwa seorang penyandang tunanetra pun bisa bermain musik? Pernahkah kalian melihat seorang tunanetra bermain musik? Bagaimana mereka bisa bermain musik dibalik kekurangannya dalam penglihatan?


 


Santos Paulus Daluh adalah seorang penyandang tunanetra yang terdaftar sebagai mahasiswa aktif Universitas Islam Nusantara Bandung  (UNINUS). Ia mengenal musik dan mengaku sangat tertarik dengan musik sejak berusia 4-5 tahun. Di usia 8 tahun,  dia sudah bisa bermain musik secara otodidak, hanya dengan mendengarkan. Alat musik pertama yang ia mainkan adalah keyboard. Hingga sekarang dia sudah bisa memainkan alat musik gitar, bass dan keyboard yang menjadi specialisasinya. Awal ia bermain musik dengan mempelajari nada-nada dasar do-re-mi-fa-so-la-si-do. Kemudian ia memainkan lagu-lagu yang menurutnya mudah terlebih dahulu. Ia mengaku tidak terlalu kesulitan dalam bermain musik. Saat ini, Santos tergabung dalam Elfa’s Music Bandung. Ia sering tampil diberbagai undangan.

Baca:  Timbangan untuk tuna netra

 


Dalam bermain musik, seorang penyandang tunanetra harus melalui tahapan-tahapan berikut:



  1. Mengenal not

  2. Mendengarkan not

  3. Coba memainkan lagu yang mudah

  4. Kenali not dari not rendah hingga tinggi

 


Banyak penyandang tunanetra yang mengikuti les musik agar bakat mereka  bisa lebih terasah. Berdasarkan beberapa pengalaman penyandang tunanetra, hingga saat ini masih banyak masyarakat umum yang  berpikiran skeptis  terhadap bakat mereka dalam bermain musik. Kenyataannya banyak dari penyandang tunanetra telah membuktikan bahwa mereka bisa berkarya dengan keterbatasannya.


 


Siapa yang mengira, Stevie Wonder, seorang pencipta lagu, penyanyi dan produser rekaman yang hebat adalah seorang penyandang tunanetra sejak lahir. Andrea Bocelli, penyanyi opera era 60 an yang kehilangan penglihatan di usia 12 tahun. Ini membuktikan bahwa sebuah kreativitas dapat dilakukan oleh siapa saja, sekalipun kita memiliki keterbatasan dalam fisik. Karena sebenarnya kreativitas tidak mengenal batas.(Danu)

Bagikan artikel ini
Redaksi
Redaksi

We provide information, news, articles, opinion, and tutorial that not only inspire you, but also encourage yu to contribute in building Indonesian inclusive society.

Articles: 72

Leave a Reply