Jakarta, Kartunet.com – Sebagian besar komunitas disabilitas merayakan Hari Disabilitas Internasional dengan kegiatan gerak jalan atau pentas seni. Namun, tidak demikian halnya dengan Kartunet Community Indonesia. Komunitas pemuda disabilitas tersebut melakukan sebuah terobosan dengan merayakan hari istimewa tersebut dengan kegiatan sharing dan diskusi seputar aksesibilitas teknologi bagi penyandang disabilitas di gedung Pusdiklat, Kemenlu RI (01/12).
Dalam kegiatan yang dihadiri oleh komunitas-komunitas blogger tersebut, Dimas Prasetyo dari Kartunet.com memaparkan bagaimana tunanetra dapat menggunakan komputer, mengetik, bahkan berselancar di dunia maya serta menjadi blogger. Dengan menggunakan perangkat lunak pembaca layar, tunanetra dapat melakukan semua itu. “Mungkin bagi orang berpengelihatan awas mengetik atau membuat tweet adalah hal yang mudah. Tapi bagi tunanetra tidak semudah itu. Tunanetra harus mengkonversikan tampilan visual ke dalam bentuk audio,” ujar Dimas yang telah menjadi tunanetra sejak kelas 6 SD.
Dalam kesempatan tersebut, Dimas mencoba memberikan contoh bagaimana tunanetra menggunakan perangkat lunak pembaca layar. Dimas mengetikkan sebuah kalimat pada laptop-nya, dan menanyakan pada peserta yang sebagian besar adalah nontunanetra, kalimat apa yang disebutkan oleh pembaca layar. Riuh dan tawa pun terdengar dari beberapa sudut ruangan. Rupanya para peserta diskusi yang nontunanetra tidak bisa mendengar dengan jelas apa yang diucapkan oleh pembaca layar tersebut. Dimas pun mengakui, ketika pertama kali mempelajari penggunaan pembaca layar, ia juga sempat kesulitan. Tapi semakin sering menggunakan komputer dengan pembaca layar, ia dan teman-teman tunanetra pun menjadi terbiasa dengan suara pembaca layar. Tentu saja hal ini menjadi pengatahuan baru bagi para blogger nontunanetra.
Selain memaparkan penggunaan perangkat pembaca layar pada komputer, sesi diskusi juga diisi dengan sharing tentang perangkat aksesibilitas pada iPhone. Andira, tunanetra pengguna iPhone pun berbagi pengalamannya. Ia menjelaskan, saat ini banyak produsen produk-produk teknologi sudah mulai memahami perlunya perangkat aksesibilitas. Tujuannya agar produk tersebut dapat digunakan oleh semua orang, baik disabilitas maupun nondisabilitas. Pada iPhone sendiri dilengkapi dengan aplikasi voice over yang dapat digunakan oleh tunanetra, serta perangkat aksesibilitas bagi tunarungu serta para penyandang gangguan motorik. Andira juga menjelaskan langkah-langkah agar pengguna iPhone dapat mengaktifkan perangkat aksesibilitas. “Pada produk apple, kita sudah tidak perlu lagi meng-install software tambahan karena sudah ada perangkat aksesibilitasnya,” jelas mahasiswi jurusan Hukum Universitas Indonesia tersebut. (RR)