Jakarta, Kartunet.com – Pada artikel Permainan Interaktif Anak Autis (Bagian 1) kita sudah mengenal bahwa ada dua pola permainan interaktif untuk anak autis, yakni meniru dan mengomentari. Untuk mengetahui pola permainan selanjutnya, kita akan membahasnya pada artikel di bawah ini.
Cara lain yang dapat dilakukan untuk dapat memasuki “dunia” anak autis adalah dengan mengomentarinya ketika anak sedang bermain atau melakukan tingkah laku tertentu. Komentar yang diberikan orang tua bukanlah berupa komentar melarang atau merespon selayaknya berbicara dengan anak pada umumnya, melainkan dengan menggunakan kata-kata yang dapat dimengerti anak atau dengan nyanyian yang dapat menarik perhatian anak.
Mengomentari anak dengan kata-kata yang mudah dan bernyanyi bertujuan untuk memperoleh perhatian anak . Lebih dari itu, dengan cara ini orang tua dapat menunjukkan bahwa mereka tahu apa yang dilakukan dan diinginkan anak mereka. Dalam penelitiannya, Early Years Diagnostic Center (sekarang menjadi Elizabeth Newson Center) memberikan contoh sebagai berikut.
Dalam kasus pertama, misalkan anak sering berputar dan tampak asik dengan “dunianya” sendiri. Orang tua dapat memerhatikan dan bernyanyi perlahan, “Berputar, berputar. Rudi (sebut namanya) berputar-putar. Rudi berputar-putar dengan gembira.”
Ketika anak berhenti, orang tua dapat berkata “Stop!” Hal ini dapat dilakukan beberapa kali hingga anak memerhatikan apa yang diucapkan oleh orang tua. Kemungkinan anak akan mengulangi aktivitasnya berputar hingga beberapa hari dengan pola yang sama. Saat orang tua sudah dapat menarik perhatian anak dengan nyanyiannya, anak akan memulai kontak mata dan menyesuaikan gerakannya dengan nyanyian yang dilakukan orang tua hingga anak menggunakan kontak mata, gerakan, dan suara.
Dalam kasus kedua, anak berlari-larian dari satu pintu ke pintu lainnya, berulang-ulang. Orang tua dapat memerhatikan anak yang berlarian dan mulai bernyanyi, “Rudi lari ke pintu… dan lari ke mama. Rudi lari lagi ke pintu, lari lagi ke mama.” Setelah anak memerhatikan orang tua yang menyanyikannya, anak akan melakukan gerakan berbeda atau berlari ke arah lain. Di saat inilah anak menanti orang tua menyanyikan dengan syair berbeda, seperti ketika anak berlari ke tangga, orang tua akan bernyanyi, “Rudi lari ke tangga.”
Permainan dan Pembelajaran
Sebelumnya telah dibahas mengenai bentuk permainan interaktif untuk anak autis yang diaplikasikan melalui proses meniru dan mengomentari. Di samping bermain, perlu juga diperhatikan adanya kandungan pembelajaran dalam permainan anak autis. Sehingga, orang tua dapat memodifikasi dan membangun struktur yang seimbang ke dalam permainan dan pembelajaran anak.
Untuk memulai permainan dan pembelajaran anak autis yang efektif dalam mencapai tujuan utama, yakni berbagi control komunikasi dengan cara yang fleksibel, orang tua dari anak autis sebaiknya memerhatikan beberapa hal seperti waktu, posisi bermain, dan pemilihan permainan.
Salah satu aspek yang ada pada anak autis adalah kepekaan yang kuat dalam rutunitas dan kegiatan sehari-hari. Sehingga, anak autis cenderung melakukan berbagai kegiatan yang sama setiap hari dengan tingkat kerutinan dan ketepan waktu yang cukup tinggi. Untuk itu, dalam melakukan permainan interaktif yang diiringi pembelajaran, orang tua sebaiknya mencari waktu kosong yang dapat dijadikan waktu bermain dan belajar anak secara rutin. Dengan cara ini, anak akan menyimpan kegiatan yang dilakukan orang tua ke dalam memorinya sebagai aktivitas rutin yang harus dilakukan.
Pilih posisi yang tepat saat melakukan permainan dengan anak. Salah satu tujuan dari permainan interaktif ini adalah menumbuhkan adanya kontak antara anak dan orang tua. Oleh karena itu, carilah posisi yang nyaman dan memudahkan anak untuk dapat menatap mata orang tua saat berinteraksi.
Pilihlah mainan yang paling anak sukai. Untuk permulaan, memilih mainan yang paling disukai anak adalah penting untuk lebih menarik perhatian anak. Ketika anak sudah mengikuti kegiatan bermain dan menjadikannya rutinitas, orang tua dapat mulai memilih mainan-mainan yang dapat membantu anak belajar hal-hal lain untuk perkembangannya.
Mulailah dari hal yang kecil. Untuk melakukan semua aktivitas permainan interaktif, mulailah dari hal-hal kecil. Misalnya, jika orang tua mengajak anak bermain puzzle, sebaiknya orang tua cukup melepas satu atau dua potong bagian puzzle. Sehingga ketika anak bisa menyelesaikan satu atau dua potongan puzzle untuk menyempurnakan gambar, akan tumbuh sugesti positif anak bahwa dia bisa menyelesaikannya.
Sebelum melakukan seluruh cara permainan interaktif yang tertulis di atas, orang tua harus terlebih dahulu mau mengikuti prinsip-prinsip rutinitas yang dimiliki anak autis. Bahwa seluruh aktivitas permainan ini, terutama permainan pembelajaran, haruslah dilakukan di waktu yang memungkinkan untuk dilakukan sebagai kegiatan rutinitas. Sedangkan untuk permainan interaktif, seperti meniru dan mengomentari anak lewat lagu-lagu, dapat dilakukan dengan komunikasi yang sesuai dengan kekhasan setiap anak autis. Akan tetapi, komunikasi yang dilakukan orang tua harus tetap dilakukan seperti komunikasi sehari-hari yang terlihat natural dan jelas.
Hal lain yang perlu diperhatikan orang tua adalah tingkatan kemampuan anak autis. Sebaiknya orang tua memulai permainan interaktif dari hal-hal kecil. jika anak sudah dapat “dikuasai”, orang tua dapat mengembangkannya lagi sesuai dengan kebutuhan anak.
Meskipun permainan yang terpapar dalam artikel ini disebut sebagai permainan interaktif yang terstruktur, orang tua juga harus menjadikan permainan ini menyenangkan bagi anak. Terakhir, seluruh pelaksanaan dari permainan interaktif ini akan berhasil jika orang tua mengikuti prinsip-prinsip rutinitas dan kejelasan komunikasi anak autis. (Nir)
Referensi:
- Christie, Phill. Elizhabeth Newson, et all. First Step in Intervention with Your Child with Autism. 2009. Jakarta: Gramedia.
- Danuatmaja, Bonny. Terapi Anak Autis di Rumah. 2003. Jakarta: Katalog Dalam Terbitan.
Hai Mbak Tyas! Yap, ada banyak permainan untuk anak autis. Semuanya dirancang untuk kebutuhan yg berbeda. Artikel ini memuat permainan untuk meningkatkan kemampuan komunikasi anak autis. Kalau yang Mbak Tyas sebutkan itu permainan untuk meningkatkan kemampuan motorik 🙂
Hai
Oo gitu.
Sedikit nambahin dari pengalaman saya saat waktu iseng-iseng ngisi waktu terus terjun ke sebuah tempat dimana ada satu anak autis, ia diterapi pada kakinya dengan menggunakan sepatu khusus, udah gitu ada saat dimana ia dan anak-dewasa yang berkebutuhan khusus di satuin untuk belajar. Saya nemenin dia, masuk dalam dunia mereka dan ikutan dia main. Asyik dah pokoknya. Mainannya sih yang balok buat anak kecil itu. Yang cocok untuk terapi sepertinya ada banyak,