Jakarta, Kartunet.com – Ada sebuah permainan menarik yang unik. Melaui sebuah bentuk kubus dengan sembilan peace dan enam warna yang berbeda mampu membuat pemainnya pusing bila tidak tahu cara yang benar untuk memainkannya. Itulah “Kubus Rubik” 3x3x3. Mungkin sudah banyak orang yang familiar dengan benda ini karena keunikan dan sejuta tantangan yang ada di dalamnya. Permainan Rubik ini tidaklah mudah karena membutuhkan koordinasi antara otak dan kecepatan tangan, oleh sebab itu memainkan Rubik butuh banyak latihan. Saking tersohornya permainan Rubik ini di seluruh dunia, orang-orang dari berbagai penjuru negara pun berlomba-lomba memecahkan rekor dunia Guiness.
Sekilas, Rubik terlihat hanya bisa dimainkan oleh orang yang sempurna panca inderanya saja, tapi asumsi tersebut tidak dapat dibuktikan. Seorang tunanetra pun ternyata mampu menghafal rumus Rubik sekaligus mengasah kecepatan tangannya meraba dan memutar-mutar benda berbentuk kubus tersebut. Rubik yang digunakan oleh tunanetra ternyata sudah dimodifikasi dari bentuk yang standar, kolom-kolom warna pada Rubik ditambahkan dengan label timbul sehingga memungkinkan tunanetra mengidentifikasi perbedaan warna kotak yang ada pada Rubik.
Tunanetra pemain Rubik itu adalah Zulfikar, seorang siswa tunanetra yang mengemban pendidikan di sekolah reguler SMA Negeri 66 Jakarta. Fikar adalah panggilan akrabnya, siswa yang sekarang duduk di bangku kelas XII itu mampu mengikuti pelajaran di sekolahnya dengan baik tanpa kesulitan walaupun ada kekurangan yang ia miliki. Laki-laki kelahiran Jakarta, 1 Mei 1994 itupun pandai bergaul dan mengaku memiliki teman-teman yang asyik di sekolahnya.
Fikar mengenal Rubik mulai Juni 2010 dari (MNRC), karena penasaran dengan Rubik yang tidak bisa ia selesaikan ketika pertama kali memainkannya, ia bersikeras untuk terus mencobanya. Semangatnya untuk mempelajari rubik bertambah ketika Fikar dan teman-teman tunanetra lainnya seperti Kenici, Wawan, dan Erika mengikuti pelatihan bersama memainkan Rubik yang diajarkan oleh Sofyan, salah satu teman Fikar lainnya. Walaupun Sofyan mengaku butuh kesabaran untuk melatih Fikar, namun tidak lama Fikar dapat mengikuti pola permainan Rubik dan hingga kini ia menguasai permainan tersebut. Merasa terinspirasi dengan Sofyan, Fikar jadi giat berlatih dan semakin lihai dalam memainkan Rubik. Hal ini terbukti ketika Fikar keluar sebagai juara pertama lomba menyelesaikan Rubik 3x3x3 tercepat dengan catatan waktu 1 menit 33 detik pada acara buka puasa bersama Kartunet dengan Detik.com Agustus lalu. Bukan hanya itu, Fikar juga pernah keluar sebagai Juara II Kejuaran Kubus Rubik Tunanetra yang diselenggarakan di Balai Kartini. Kejuaraan tersebut merupakan yang paling berkesan baginya karena Fikar bisa main Rubik bersama dengan kawan-kawan dari Jakarta Rubik’s Cube Club (JRC), para pemain rubik nontunanetra. Menurutnya, hal yang paling berkesan ketika memainkan Rubik adalah saat ia menampilkannya di depan orang banyak termasuk orang awas (nontunanetra), Fikar merasa bangga karena orang awaspun belum tentu bisa memainkannya.
Menurut Fikar, ia bisa keluar sebagai juara karena frekuensi latihannya yang sering. Sekaligus hal itu dimanfaatkan untuk mengisi waktu luang sehingga anak pertama dari dua bersaudara tersebut makin lancar dalam memainkan Rubiknya. Selain itu, Fikar yang terlihat periang itu juga memberikan trik bahwa kecekatan menghafal rumus dan gerakan pun sangat diperlukan agar bisa menyelesaikan Rubik dengan waktu yang sangat cepat. Melihat ketrampilan dan prestasi anaknya, orang tua Fikar pun bangga. Memang saat ini belum ada cita-cita tertentu yang ingin Fikar raih dalam dunia Rubik, namun ia mengaku bermain Rubik sangat asik dan bermanfaat untuk mengisi waktu luang. (Laras)
Editor: Herisma Yanti